Muẚṣarah (Dec 2022)

KAJIAN ETNOMEDISIN (BAPIDARA) SEBAGAI TERAPI KOMPELEMENTER DI MASA PANDEMI

  • Megawati Megawati,
  • Nadya Rohayati,
  • Nur Sabila Sa'adah

DOI
https://doi.org/10.18592/msr.v4i2.7665
Journal volume & issue
Vol. 4, no. 2
pp. 109 – 117

Abstract

Read online

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan literatur disertai dengan wawancara dan observasi dari para ahli di bidangya. Penelitian ini bertujuan menganalisis urgensi terapi komplementer di tengah masa pandemik saat ini dimana belum ada obat ataupun vaksin khusus yang ditemukan guna mengobati penyakit covid-9. Ketidaksetaraan jenjang ekonomi,dan sosial di masyarakat menjadi tantangan tersendiri di masa pandemi. Pengobatan tradisional yang memanfaatkan tumbuhan berkhasiat untuk penyembuhan gejala penyakit ini disebut dengan terapi komplementer. Terapi komplementer yang terkenal di masyarakat banjar (sebutan untuk warga banjarmasin) yang menggunakan kunyit adalah bapidara. Bapidara berasal dari tradisi pengobatan masyarakat Dayak Meratus, namun tradisi ini sudah mendapat pengaruh agama islam. Bapidara dipercaya oleh masyarakat memiliki khasiat untuk menyembuhkan demam. Bapidara dilakukan dengan cara mengoleskan air kapur dan kunyit pada bagian tubuh tertentu dan dengan dibacakan ayat-ayat Al-Qur’an. Ayat Al-Qur’an yang dibacakan ialah ayat-ayat syifa, seperti QS. Al-Baqarah 255 (ayat kursi), dan ayat 285-286, QS. Al-Ikhlas, Al- Falaq, An-Naas, Al-Araf 11-119, Yunus 79-82, Thaha 65-69, Taubah 128-129. Manfaat kunyit seperti antiinflamasi, antioksidan, antibakteri, antifungi, dan antivirus. Manfaat pembacaan ayat kepada orang yang sakit memberikan manfaat meningkatkan relaksasi, meningkatkan produksi endorfin di otak, menjaga suasana hati dan fikiran, serta dapat menghilangkan stress dan kecemasan.