Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan (Apr 2018)

SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KEDALAMAN TERTANGKAPNYA TUNA OLEH KAPAL PANCING ULUR YANG DILENGKAPI LAMPU

  • Rama Agus Mulyadi,
  • Muhammad Fedi Alfiadi Sondita,
  • Roza Yusfiandayani

DOI
https://doi.org/10.24319/jtpk.8.199-207
Journal volume & issue
Vol. 8, no. 2
pp. 199 – 207

Abstract

Read online

Sebaran dan kelimpahan ikan tuna sangat dipengaruhi oleh suhu dan kedalaman air. Nelayan tuna Bungus menangkap ikan tuna bigeye (BET, Thunnus obesus) dan tuna sirip kuning (YFT, Thunnus albacares) menggunakan pancing ulur yang dioperasikan pada kapal yang dilengkapi lampu sebagai alat abantu. Tujuan penelitian: (1) mengukur suhu permukaan laut (SST) dan kedalaman renang tuna mata besar dan tuna sirip kuning di sekitar Pulau Mentawai, (2) mengidentifikasi pengaruh cahaya terhadap sebaran vertikal tuna, dan (3) menentukan panjang tali pancing terbaik untuk penangkapan tuna. Berdasarkan panjang garis dan konfigurasi garis, berat, kait dan umpan cumi-cumi, kait mereka berada di 45, 53, 60, dan 68 meter di bawah permukaan laut. Sebanyak 8 tuna sirip kuning tertangkap di kedalaman 45, 53 dan 60 m; berat total 354 kg. Satu BET seberat 45 kg tertangkap pada kedalaman 60 m. Penelitian ini memberitahukan bahwa tuna berukuran besar tertangkap di lapisan permukaan dengan kedalaman 15-60 m. Suhu permukaan laut (SST) di daerah penangkapan ikan di sekitar Pulau Mentawai rata-rata 28.97 OC di mana nelayan berhasil menangkap 15 tuna yang terdiri dari 3 ekor tuna mata besar dan 12 ekor tuna sirip kuning. Tuna dewasa kebanyakan tertangkap pada kedalaman 23-60 m sedangkan muda tertangkap di kedalaman 15-45 m. Penelitian ini menunjukkan pengaruh cahaya dapat menaikkan posisi lapisan renang tuna dewasa. Handline dengan panjang tali 53 m adalah panjang tali terbaik untuk menangkap tuna dewasa di daerah tersebut.