Unnes Journal of Public Health (Oct 2016)

ANALISIS KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN “RONDA JENTIK” SEBAGAI MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK

  • Mahalul Azam,
  • Muhammad Azinar,
  • Arulita Ika Fibriana

DOI
https://doi.org/10.15294/ujph.v5i4.12592
Journal volume & issue
Vol. 5, no. 4
pp. 294 – 305

Abstract

Read online

Abstrak Demam Berdarah Dengue (DBD) sering menimbulkan wabah dan kematian. Kasus DBD di Kabupaten Demak selalu meningkat dan 75% wilayah di Demak endemis DBD. Demak Kota adalah salah satu kecamatan endemis DBD dengan CFR tertinggi. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya, namun belum optimal. Pemberdayaan masyarakat dengan mengaktifkan kembali potensi dan kearifan lokal masyarakat “Ronda Jentik” adalah bentuk inovasi pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan DBD. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Populasi seluruh rumah di RW 04 Kelurahan Mangunjiwan Kecamatan Demak sejumlah 126 rumah. Responden penelitian adalah ibu rumah tangga yang ditentukan dengan teknik cluster sampling. Hasil menunjukkan model “Ronda Jentik” relevan dengan permasalahan DBD, dapat menumbuhkan kebersamaan dalam pemberantasan sarang nyamuk, mudah, sesuai dengan budaya lokal, tidak membutuhkan banyak biaya, serta semua anggota masyarakat terlibat sebagai subjek pemantauan dan pemberantasan jentik. Hasil uji coba, model “Ronda Jentik” dapat meningkatkan praktik PSN dan meningkatkan jumlah rumah bebas jentik. Abstract Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a diseasethat often causes epidemic and death. Dengue cases in the Demak Regency always increases and 75% of Demak areas are endemic. Demak Kota is one of endemic sub-districts with the highest CFR. The government has made various efforts, but did not work well. Empowerment by reactivating potential and local wisdom, “Ronda Jentik” is a form of innovation community empowerment in dengue prevention. This is a development research with quantitative and qualitative approach. The population was all houses (146 houses) in RW 04 in Mangunjiwan Village. The respondents were housewives which were taken by cluster sampling. The study states that the "Ronda Jentik" model was relevant to dengue problem, able to foster togetherness in mosquito eradication, easy, similiar to the local cultural, and does not require a lot of costs, and all community members could involve as the subject of larvae monitoring and eradication. "Ronda Jentik" model could improve practices of mosquito eradication and increase the amount of no-larvae houses.

Keywords