Forum Arkeologi (Dec 2016)

REVITALISASI IDENTITAS MASYARAKAT DI KECAMATAN SANGGAR MELALUI DUNIA PENDIDIKAN

  • Ni Putu Eka Juliawati

DOI
https://doi.org/10.24832/fa.v26i1.61
Journal volume & issue
Vol. 26, no. 1

Abstract

Read online

Sanggar in the past was a kingdom on the Island of Sumbawa. Currently, Sanggar is a district in Bima Regency, West Nusa Tenggara Province. Sanggar has cultural remains, either tangible or intangible who had almost forgotten. In recent years, Sanggar people began to realize the importance of identity. Sanggar started to revitalize their cultural elements, one of them through formal education. This study raised the questions: What cultural elements are revitalized and what are the strategies undertaken in an effort to revitalize the Sanggar identity. The study was conducted in the District of Sanggar. Data were collected by the method of observation, library research and interviews. This research is a qualitative research. Data were analyzed with depth descriptive analysis and subsequently accommodated in the form of narrative. Sanggar cultural elements which are revitalized can be classified into tangible cultural elements which include a mosque, mausoleum, fort ruins and other artifacts and intangible cultural elements which include language and dances. The strategies carried out in an attempt to revitalize Sanggar cultures are by putting Sanggar local culture learning into the curriculum and conducting outside activities, namely nature tracking and visiting historical sites in Sanggar and performing arts activities. Sanggar di masa lalu adalah sebuah kerajaan di Pulau Sumbawa. Saat ini Sanggar merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Sanggar memiliki tinggalan budaya baik benda maupun tak benda, yang sempat hampir terlupakan. Belakangan ini, masyarakat Sanggar mulai menyadari tentang pentingnya arti identitas. Unsur-unsur budaya Sanggar mulai direvitalisasi, salah satunya melalui dunia pendidikan formal. Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah unsur-unsur budaya apa sajakah yang dibangkitkan kembali serta strategi apa sajakah yang dilakukan dalam upaya merevitalisasi identitas Sanggar. Penelitian dilakukan di wilayah Kecamatan Sanggar. Data dikumpulkan dengan metode observasi, studi pustaka dan wawancara. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Data dianalisis dengan metode deskriptif analitik mendalam dan selanjutnya diakomodasikan dalam bentuk naratif. Adapun unsur budaya Sanggar yang dibangkitkan kembali bisa diklasifikasikan ke dalam unsur budaya benda yang meliputi masjid, makam, sisa benteng dan artefak-artefak lainnya serta unsur budaya tak benda yang meliputi bahasa dan tarian. Strategi yang dilakukan dalam usaha merevitalisasi budaya Sanggar adalah dengan memasukkan pembelajaran budaya lokal Sanggar ke dalam kurikulum dan mengadakan kegiatan di luar jam kelas yaitu Lintas Alam mengunjungi situs-situs bersejarah di Sanggar dan kegiatan pentas seni.

Keywords