Masker Medika (Apr 2019)

PENGAMBILAN DAN PEMERIKSAAN SPESIMENAIR DANAU TOBA TERKAIT PENYAKIT BERPOTENSI KLB DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN SUMATERA UTARA TAHUN 2017

  • Amar Muntaha

Journal volume & issue
Vol. 6, no. 2
pp. 507 – 523

Abstract

Read online

Danau Toba merupakan danau terbesar di Indonesia dan juga merupakan danau vulkanik terbesar di dunia dan dikelilingi oleh 7 (tujuh) wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Toba Samosir, Karo, Dairi, Tapanuli Utara, Simalungun, Samosir, dan Humbang Hasundutan. Mayoritas masyarakat di 7 kabupaten tersebut, menggunakan air Danau Toba sebagai sumber baku minuman. Pencemaran air Danau Toba akan menyebabkan timbulnya penyakit berpotensi KLB. Sebagaimana diketahui, pencemar-pencemar kimia bersifat akumulatif dalam tubuh.Dampaknya tidak langsung dirasakan, tapi membutuhkan periode waktu tertentu sehingga menimbulkan penyakit-penyakit seperti gangguan syaraf, pencernaan, ginjal, kulit danlain-lain.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui parameter- parameter pencemar Danau Toba sebagai sumber penyakit serta melakukan analisis risiko kandungan parameter pencemar pada perairan Danau Toba di Bakara Kabupaten Humbang Hasundutan, supaya dapat dirumuskan langkah-langkah pencegahan timbulnya penyakit berpotensi KLB. Metode penelitian adalah penelitian deskriptif tentang kualitas air danau Toba dan dilanjutkan dengan Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) terhadap parameter-parameter pencemar. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 sampel air Danau Toba yang berasal dari Keramba Jaring Apung, Permukiman Penduduk, Hotel, Tempat Wisata, danPelabuhan.Dari 30 sampel yang dianalisa, keseluruhan (100%) sampel tidak memenuhi persyaratan, dimana terdapat 7 parameter yang melewati nilai baku mutu, yaitu Besi, Seng, Khlor bebas, Fluorida, Selenium, Deterjen dan BOD. Dari analisis risiko yang dilakukan dengan metode ARKL meja terhadap parameter seng, fluorida dan khlor bebas, keseluruhan responden masih berada pada kondisi yang aman dari paparan seng dan khlor bebas sepanjang hayatnya (besaran risiko, RQ < 1) dengan mengasumsikan tidak ada perubahan signifikan pada konsentrasi dari air yang dikonsumsi dan data- data antropometriresponden.Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan untuk memberikan informasi kondisi air Danau Toba kepada masyarakat, sehingga masyarakat dapat ikut berpartisipasi dalam menjaga kualitas perairan Danau Toba dan mempercepat dilakukannya zonasi budidaya ikan system Keramba Jaring Apung (KJA). Toba Lake is the largest lake in Indonesia and is also the largest volcanic lake in the world and surrounded by 7 (seven) regencies namely Toba Samosir district, Karo, Dairi, North Tapanuli, Simalungun, Samosir and Humbang Hasundutan. The majority of people in the 7 districts use Toba Lake water as a raw drink. Toba Lake water pollution will cause potential outbreaks of outbreaks. As is known, that chemical pollutants is accumulative in the body. The impact is not directly felt, but requires a certain period of time so as to cause diseases such as nerve disorders, digestion, kidney, skin and others. This study aims to determine the parameters of Toba Lake pollutants as a source of disease and to carry out and analysis of the risk of content of pollutant as well as conducting a risk analysis of the content of pollutant parameters in the waters of Toba Lake in Bakara Distric, Humbang Hasundutan, so that measures can be taken to prevent potential outbreaks of KLB. The research method was a descriptive study of the water quality of Lake Toba and continued with an analysis of environmental health (ARKL) risk to pollutant parameters. The samples in this study were 30 samples of Toba Lake water that came from residential settlements Hotels, Tourist attraction, and Ports. Of the 30 samples analyzed, the whole (100%) samples did not meet the requirements, where there were 7 parameters that passed quality standards, namely Iron, Zinc, Free chlorine, Fluoride, Selenium, Detergents and BOD. From the risk the analysis carried out by the ARKL table method on the parameters of zinc, fluoride and free chlorine, all respondents were still in a safe condition from exposure to zinc and chlorine throughout their lives (risk magnitude, RQ <1) assuming therewere no significant changes in concentration of the consumed water and anthropometric data. Corespondent recommended to the distric health office Hasundutan to provide information on Toba Lake water conditions to the community, so that the community can participate in maintaining the quality of Toba Lake waters and accelerate the conduct fish cultivation zoning floating net cage system (KJA).

Keywords