Aksioma: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika (Dec 2022)

THE CONSTRUCTION PROCESS OF NEW CONCEPT BASED ON APOS THEORY: MALE VS FEMALE IN DIRECT PROPORTION

  • Abdul Haris Rosyidi,
  • Kurrotul Hasanah

DOI
https://doi.org/10.24127/ajpm.v11i4.5706
Journal volume & issue
Vol. 11, no. 4
pp. 3360 – 3374

Abstract

Read online

The concept construction process makes students' mathematical knowledge develop better than before. It’s because the concept construction process involves the relationship of one concept to another. In constructing a mathematical concept, gender is influential in process. This qualitative research aims to describe the process of constructing new concept of male and female students. The subjects were two sixth grade elementary school students (one male, one female). The instruments were test and interview. The data analyzed using APOS theory (Action, Process, Object, Schema). At action stage, they can solve problems related to direct proportion concept. At process stage, they can interpret direct proportion problem into various representations and explain the characteristics. At object stage, they can provide other examples of direct proportion concept and identify a problem including direct proportion concept or not. At schema stage, they can define direct proportion but female student was clearer in defining it than male student. They can also conclude its relationship with some concepts. They can construct new concept well, although there are errors in the process. Female student is better than male student at conveying the results of her thoughts both in writing and verbally in the process of constructing new concept. Proses konstruksi konsep menjadikan pengetahuan matematika siswa berkembang lebih baik dari sebelumnya. Hal ini karena proses konstruksi konsep melibatkan hubungan antara satu konsep dengan konsep lainnya. Dalam membangun konsep matematika, jenis kelamin berpengaruh dalam prosesnya. Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses konstruksi konsep baru siswa laki-laki dan perempuan. Subjek penelitian adalah dua siswa kelas VI SD (satu laki-laki, satu perempuan). Instrumen yang digunakan adalah tes dan wawancara. Data dianalisis menggunakan teori APOS (Aksi, Proses, Objek, Skema). Pada tahap aksi, mereka dapat memecahkan masalah yang berkaitan dengan konsep perbandingan senilai. Pada tahap proses, mereka dapat menginterpretasikan masalah perbandingan senilai ke dalam berbagai representasi dan menjelaskan karakteristiknya. Pada tahap objek, mereka dapat memberikan contoh lain dari konsep perbandingan senilai dan mengidentifikasi suatu masalah termasuk konsep perbandingan senilai atau bukan. Pada tahap skema, mereka dapat mendefinisikan perbandingan senilai tetapi siswa perempuan lebih jelas dalam mendefinisikannya daripada siswa laki-laki. Mereka juga dapat menyimpulkan hubungannya dengan beberapa konsep. Mereka dapat mengonstruksi konsep baru dengan baik, meskipun ada kesalahan dalam prosesnya. Siswa perempuan lebih baik daripada siswa laki-laki dalam menyampaikan hasil pemikirannya baik secara tertulis maupun lisan dalam proses mengonstruksi konsep baru.

Keywords