Brawijaya Journal of Social Science (Dec 2021)
Rusunawa dan Sandwich Generation: Resiliensi Masa Pandemi di Ruang Perkotaan
Abstract
ABSTRAK Tulisan ini bertujuan menelaah resiliensi dari sandwich generation di masa pandemi tentang kebutuhan tempat tinggal (rusunawa) di ruang perkotaan Provinsi Jawa Timur. Rusunawa merupakan bagian dari Rencana Strategis (Renstra)  Direktorat Rumah Susun, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada tahun 2020-2024 yang menyediakan rumah baru sejumlah 107.967 unit melalui kegiatan pembangunan rumah susun, rumah khusus dan dana bantuan stimulan pembangunan baru rumah swadaya. Rusunawa dikhususkan salah satunya untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dengan jumlah 18.380 unit. Metode pengambilan data menggunakan teknik wawancara mendalam kepada empat sandwich generation yang bertempat tinggal di kawasan Malang, Probolinggo, Surabaya, dan Sidoarjo serta sumber data sekunder berupa laporan studi empiris dan dokumen-dokumen pemerintahan yang terkait dengan rencana strategis pembangunan rusunawa, jumlah usia sandwich generation, serta jumlah status kepemilikan rumah sewa. Hasilnya adalah pengalaman-pengalaman para sandwich generation dalam memilih tempat tinggal serta interaksi-interaksi yang berjalin kelindan di antara para sandwich generation dalam mendefinisikan ketahanan kota (urban resilience). Perdebatan ini terjadi pada konteks pemahaman penyematan kata kota tangguh atau ketahanan kota dalam pemikiran para sandwich generation. Faktor ekonomi menjadi dominan pada diri para sandwich generation untuk memilih kebutuhan tempat tinggal ketimbang urusan kapasitas ekosistem, manusia, serta gangguan selama masa pandemi. Semuanya sama-sama memikirkan kapasitas ekonomi yang mereka miliki dengan cara lebih memilih kebutuhan tempat tinggal dengan status “rumah sewa†daripada rumah sendiri, tanpa memikirkan kapasitas-kapasitas lainnya di dalam unsur ketahanan perkotaan. Hal ini menjadi kontradiktif di tengah upaya pemerintah yang semakin gencar dalam penilaian indikator kota tangguh untuk mewujudkan ketahanan perkotaan. Kata kunci: kota tangguh, resiliensi perkotaan, rusunawa, sandwich generation     ABSTRACT This study aims to analyze resilience from sandwich generation during pandemic era about the needs of living place (rusunawa) in city space East Java province. Rusunawa is a part of strategic plan from Flats directorate, ministry of public works and society housing in 2020-2024 which provides new houses for about 107-967 units through program flats building, special house and stimulant budget for constructing new self-subsistent house. Rusunawa is made especially for the people who has low income for around 18.380 unit. The method of taking data is using deep interview technic to the four sandwich generation which located in Malang, Probolinggo, Surabaya, and Sidoarjo also second data resources in form of empirical study report and government documents which related strategic plan rusunawa construction, the number of sandwich generation, also number of possession status of the rental house. The result is the experiences of sandwich generation for choosing a place to live also the interaction that happened among the sandwich generation in defining urban resilience. This debate happens in context of understanding and embedding the word of tough and defense city in the thought of the sandwich generation. The economy factor happened dominantly to the sandwich generation for choosing the needs of a place to live other than the capacity of economy capacity, human, also disturbance during pandemic. All together think about the economy capacity which they had in a way of more to choose a place to stay with ste status of 'rental house' than possesed their own house without considering another capacities in the elements of city defense. This thing become contradictory in the middle of effort of the government which getting intense to the evaluation of indicator of the tough city for manifesting city defense.  Keywords: resilient city, sandwich generation, rusunawa, urban resilience