ANDHARUPA: Jurnal Desain Komunikasi Visual & Multimedia (Nov 2022)
Kajian Semiotika C.S. Pierce pada Salib Altar Interior Gereja Katolik Roh Kudus Katedral Denpasar Bali
Abstract
Abstrak Gereja Katolik Roh Kudus Katedral Denpasar memiliki simbol yang digunakan sebagai dekorasi interior. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dekorasi salib Gereja Katolik Roh Kudus Katedral Denpasar Bali dengan teori C.S. Peirce. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dengan metode pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sumber data utama penelitian ini adalah Salib Altar pada salib Gereja Katolik Roh Kudus Katedral Denpasar. Hasil penelitian menunjukan bahwa salib altar gereja tersebut menyerupai bentuk Kayon Bali. Salib altar ini ditempatkan di belakang altar menghadap ke umat, berwarna keemasan dengan ornamen tanaman anggur, dan enam bentuk manusia malaikat. Interpretantnya salib altar menyerupai kayon Bali, memiliki tiga fungsi sesuai isi Alkitab, bagian awal kayon Bali adalah pembuka dan penutup pementasan wayang sedangkan di Alkitab melambangkan Yesus pada Awal dan Akhir. Kedua, kayon Bali berfungsi sebagai tanda pergantian babak sedangkan di Alkitab sebagai pengganti kurban persembahan pada perjanjian lama. Ketiga, kayon Bali sebagai lambang gunung, angin, hutan, dan lainnya, pada Alkitab melambangkan tempat Yesus disalibkan di Bukit Golgota. Representamentnya salib altar mengabungkan kebudayaan Bali dan simbol kekristenan, terjadi akulturasi dengan budaya lokal Bali. Simpulannya salib altar menyerupai bentuk kayon Bali yang memiliki makna sesuai dengan isi Alkitab, dan merupakan akulturasi budaya lokal Bali dengan kekristenan. Kata Kunci: Gereja Katedral, Kayon Bali, Semiotika Peirce, Salib Altar Abstract In the Denpasar Cathedral Holy Spirit Catholic Church there are symbols used as interior decorations. This study aims to explain the decoration of the cross of the Holy Spirit Catholic Church, Denpasar Bali Cathedral, with the theory of C.S. Peirce. This study uses a qualitative descriptive approach, with data collection methods of observation, interviews, and documentation. The main data source of this research is the Altar Cross on the cross of the Holy Spirit Catholic Church, Denpasar Cathedral. The results showed that the church altar cross resembled the shape of a Balinese Kayon. This altar cross is placed behind the altar facing the congregation, golden in color with vine ornaments, and six human angelic shapes. The interpretation of the altar cross resembles a Balinese kayon, has three functions according to the Bible, the beginning of the Balinese kayon is the opening and closing of the wayang performance, while in the Bible it symbolizes Jesus at the Beginning and the End. Second, the Balinese kayon serves as a sign of changing stages, while in the Bible it is a substitute for sacrifices in the Old Testament. Third, the Balinese kayon as a symbol of mountains, wind, forests, and others, in the Bible symbolizes the place where Jesus was crucified on Golgotha Hill. The representation of the altar cross combines Balinese culture and symbols of Christianity, acculturating local Balinese culture. In conclusion, the altar cross resembles the shape of a Balinese kayon which has a meaning according to the Bible, and is an acculturation of local Balinese culture with Christianity. Keywords: Altar Cross, Cathedral Church, Kayon Bali, Peirce Semiotics