Jurnal Teknik Hidraulik (Dec 2017)
Uji model fisik 3D pemecah gelombang ambang rendah berbahan geotube untuk pengendalian erosi pantai studi kasus pantai cikidang, Kabupaten Ciamis
Abstract
Gelombang laut yang mencapai pantai bisa bersifat merusak karena gelombang mempunyai energi tinggi yang mampu mengikis material yang ada di pantai. Selama badai atau pasang tinggi berlangsung, paras air laut akan naik dan gelombang akan pecah lebih dekat ke pantai sambil melepaskan sejumlah energi yang menghasilkan arus menyusur pantai yang kuat. Arus yang timbul karena pecahnya gelombang tersebut akan mengikis dan mengangkut material pantai dan menyebabkan hilangnya pasir dan mundurnya garis pantai. Belajar dari perilaku alam tersebut, gelombang yang menuju pantai diredam terlebih dahulu sebelum mencapai pantai, sehingga energinya tereduksi dan daya erosinya pun berkurang. Makin langkanya material batu alam dengan dimensi dan berat yang diinginkan, telah mendorong inovasi baru bahan pengganti batu alam. Diantara bahan-bahan hasil inovasi tersebut, geotube, atau geotextile sand container, yang berbahan geotekstil, merupakan bahan yang populer sebagai bahan bangunan pengaman pantai. Produk tersebut banyak digunakan sebagai pengganti bahan konvensional yang mahal dan kaku. Kelebihan utama geotekstil dibandingkan dengan bahan konvensional adalah biaya bahan dan pekerjaan lebih murah dan menggunakan bahan isian setempat. Dalam upaya menerapkan bahan alternatif pengganti batu alam tersebut telah dilakukan uji model fisik di Laboratorium Kolam Gelombang Balai Pantai Pusat Litbang Sumber Daya Air, di Ciparay, Kabupaten Bandung. Uji model dilakukan dengan membuat pemecah gelombang terbuat dari geotube berbentuk bantal guling (silinder) dengan ukuran tinggi prototip 1,2 m, lebar 2,5 m, dan panjang 20 m yang diisi dengan pasir. Hasil uji model telah menunjukkan respon positif dan akan dilanjutkan dengan penerapan lapangan dengan membangun prototip pemecah gelombang ambang rendah di Pantai Pasir Putih, Anyer, Propinsi Banten.
Keywords