Buletin Ilmiah Nagari Membangun (Sep 2023)

EDUKASI PEMBALUT KAIN RAMAH LINGKUNGAN DI SMA ISLAM AL-ISHLAH KOTA BUKITTINGGI

  • Anggela Pradiva Putri,
  • Mega Utami Basra,
  • Fitriyani Fitriyani,
  • Adinda Ismira,
  • Noura Rizki

DOI
https://doi.org/10.25077/bina.v6i3.334
Journal volume & issue
Vol. 6, no. 3
pp. 179 – 186

Abstract

Read online

Pembalut wanita digunakan oleh wanita di saat menstruasi yang berfungsi untuk menyerap darah dari vagina. Pembalut dibagi menjadi 2 jenis yaitu pembalut sekali pakai yang biasanya terbuat dari kapas dan plastik, dan pembalut kain yang dapat digunakan kembali (reusable pads). Menurut Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) pembalut menjadi salah satu pencemar tertinggi di Indonesia. Jumlah sampah pembalut dalam satu bulan bisa mencapai 1,4 miliar. Selain itu, ditemukannya zat klorin yang berbahaya bagi Kesehatan. Rata-rata setiap wanita menggunakan lebih dari 16.000 pembalut/tampon/pantyliners selama hidupnya. Itu artinya, terdapat lebih dari 45 juta produk wanita digunakan dan dibuang setiap tahun. Di Indonesia sendiri, sampah pembalut ternyata dapat mencapai 26 ton setiap hari. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas menyadari bahwa permasalahan sampah terutama sampah dari pembalut merupakan hal yang sangat penting bagi keseimbangan ekosistem lingkungan. Sebagai langkah awal mengurangi sampah pembalut dengan memberikan edukasi dan sosialisasi pembuatan pembalut kain. Kegiatan diawali dengan sosialisasi dengan kepala sekolah dan guru, setelah itu diberikan kepada seluruh siswi SMA Al-Ishlah sebanyak 29 orang. Lalu dilakukan pre-test untuk mengetahui pengetahuan siswi terkait pembalut ramah lingkungan dan menstruasi dimana lebih dari separuh siswi (89%) memiliki pengetahuan yang baik mengenai kesehatan reproduksi. Setelah itu dilakukan penyuluhan mengenai dampak penggunaan pembalut sekali pakai terhadap lingkungan dan mengedukasi siswi untuk menggunakan pembalut kain dan menjelaskan cara pembuatan pembalut kain. Diharapkan dengan dilakukannya kegiatan ini, penggunaan pembalut sekali pakai/ pembalut plastik sedikit demi sedikit dapat dikurangi, sehingga sampah pembalut dapat berkurang jumlahnya dan menjadikan lingkungan lebih baik.

Keywords