Rekayasa (Jan 2019)

POS KELUARGA SIAGA UNTUK RISK MAPPING DAN MICRO COUNSELING KEHAMILAN RISIKO TINGGI DI DAERAH PEDESAAN KABUPATEN KENDAL

  • Muhammad Azinar,
  • Anik Setyo Wahyuningsih

Journal volume & issue
Vol. 16, no. 2
pp. 245 – 258

Abstract

Read online

Target penurunan angka kematian ibu (AKI) menjadi 102/100.000 kelahiran hidup belum tercapai belum tercapai sampai berakhirnya MDGs tahun 2015. Dalam dua tahun terakhir, kasus kematian ibu di kabupaten Kendal meningkat. Pada tahun 2015 terjadi 23 kasus, naik dari tahun sebelumnya yaitu 19 kasus. Wilayah Singorojo merupakan wilayah yang belum bisa menekan kasus kematian ibu secara signifikan. Dua tahun terakhir terjadi 2 kasus kematian ibu. Penyebab utamanya adalah perdarahan, hipertensi dan anemia. Faktor yang memperberat terjadinya kematian ibu. Kondisi geografis, sosiokultural, letak serta wilayah yang masih pedesaan dan jauh dari pusat layanan kesehatan rujukan turut berpengaruh terhadap kejadian kematian ibu. Pemetaan awal oleh Tim Pengabdi diketahui bahwa faktor risiko gangguan kehamilan dan komplikasi persalinan banyak terjadi di desa Singorojo kecamatan Singorojo kabupaten Kendal. Deteksi dini terhadap faktor risiko gangguan kehamilan menjadi informasi yang wajib diketahui oleh setiap ibu hamil dan masyarakat sejak sedini mungkin untuk menurunkan jumlah kasus kematian ibu khususnya di wilayah pedesaan.Pemerintah telah melakukan upaya menurunkan kematian ibu melalui peran Bidan Desa. Namun, keterbatasan jumlah Bidan dan cakupan wilayah yang cukup luas menjadi kendala dalam memberikan informasi secara komprehensif kepada ibu hamil. Pos Keluarga Siaga menjadi alternatif solusi permasalahan tersebut. Melalui peningkatan peran serta masyarakat khususnya Kader Posyandu, Pos Keluarga Siaga ini dapat menjadi wadah edukasi, pemetaan kehamilan berisiko (risk mapping) sekaligus menjadi media untuk melakukan konseling (micro counseling) terhadap ibu hamil berisiko. Melalui kegiatan Pos Keluarga Siaga di wilayah pedesaan ini, Kader telah mampu melakukan kegiatan pemetaan kehamilan berisiko, terampil menggunakan instrumen surveilans factor risiko kehamilan, serta memahami seluruh isian yang ada dalam instrumen tersebut. Kader juga telah mampu melakukan interpretasi hasil pemetaan menurut skor risiko kehamilan. Berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan oleh Kader di masing-masing wilayah di desa Singorojo, diketahui hasil bahwa dari 69 ibu hamil yang telah diidentifikasi melalui kegiatan surveilans kehamilan berisiko diketahui 31,88% (22 orang) di antaranya masuk dalam kategori kehamilan risiko tinggi (KRT), dan terdapat 6 ibu hamil (8,69%) dalam kategori risiko sangat tinggi.

Keywords