Amerta Nutrition (Dec 2022)

PERBEDAAN PENGETAHUAN GIZI DAN PRAKTIK ASI EKSKLUSIF PADA IBU URBAN-RURAL SERTA KORELASINYA DENGAN STUNTING BALITA

  • Qonita Rachmah, S.Gz, MSc(Nutr. & Diet),
  • Nabilla Rachmah,
  • Maris Mumtaza,
  • Khoridah Annabila

DOI
https://doi.org/10.20473/amnt.v6i1SP.2022.157-164
Journal volume & issue
Vol. 6, no. 1SP
pp. 157 – 164

Abstract

Read online

Latar Belakang: Kondisi malnutrisi kronik atau stunting masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. ASI Eksklusif diketahui menjadi salah satu faktor utama dalam pencegahan stunting. Berdasarkan Theory of Planned Behavior, pengetahuan yang baik dapat menjadi dorongan untuk perilaku sehat, termasuk praktik memberikan ASI Eksklusif. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan tingkat pengetahuan gizi dan praktik pemberian ASI eksklusif antara ibu urban dan rural kaitannya dengan stunting pada balita di Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Total sebanyak 111 ibu dipilih secara proportional random sampling dari 4 desa di Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo; 2 desa mewakili wilayah urban (Larangan dan Kebonsari) dan dua lainnya mewakili wilayah rural (Kedungpeluk dan Kalipecabean). Pengetahuan terkait ASI Eksklusif diukur dengan menggunakan 20 kuesioner tertutup yang dikembangkan peneliti, praktik ASI Eksklusif diukur dengan wawancara menggunakan kuesioner; sedangkan stunting diukur berdasarkan nilai Height-for-age Z-Score (HAZ) berdasarkan berat badan dan panjang/tinggi badan menggunakan timbangan digital SECA stadiometer atau length board. Uji bivariat dianalisis menggunakan Uji Chi-Square (α0,05); Namun, kami menemukan hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan praktik menyusui (p=0,045) di mana mereka yang memiliki pengetahuan baik juga memiliki praktik menyusui eksklusif yang lebih baik (OR = 2,1; 95% CI 1,83 – 5,4). Kesimpulan: Pengetahuan gizi lebih berkorelasi dengan ASI eksklusif daripada stunting. Stunting yang lebih tinggi di perkotaan mungkin dipicu oleh rendahnya pemberian ASI eksklusif pada penduduk perkotaan. Lebih banyak kampanye tentang praktik pemberian ASI eksklusif harus dilakukan secara masif di kalangan ibu-ibu di perkotaan.

Keywords