Societas Dei: Jurnal Agama dan Masyarakat (May 2024)
Narasi Diskriminatif Pascakonflik pada Masyarakat Kristen
Abstract
Konflik di Maluku tahun 1999 meninggalkan bekas luka yang bertahan hingga 20 tahun. Fenomena ini tercermin dalam narasi masyarakat pascakonflik secara langsung yang terdapat dalam perbincangan masyarakat sehari-hari. Selama 20 tahun bertahan di Ambon sebagai pengungsi, masyarakat Kayeli mengalami berbagai macam pengalaman (baik pengalaman kekerasan maupun damai). Perjuangan yang dihadapi pengungsi Kayeli menggambarkan kerusakan yang terjadi akibat konflik berkaitan dengan pola-pola relasi komunal sekian tahun setelah perang selesai. Kondisi ini sayangnya tidak cukup mendapat perhatian dalam kajian tentang masyarakat pascakonfik. Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan perjuangan komunitas pengungsi sebagai kelompok masyarakat rentan yang hidup dengan narasi kekerasan pascakonflik di Ambon. Tulisan ini didasarkan pada data dari hasil wawancara mendalam terhadap delapan informan pengungsi Kayeli pada tahun 2023. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman konflik yang digambarkan dalam kelompok ini menggambarkan diskriminasi dan perjuangan dalam hubungan komunal di daerah baru tempat mereka dimukimkan kembali dari desa-desa mereka yang dilanda perang. Tulisan ini menguraikan tanggapan para pengungsi terhadap narasi konflik berdasarkan keyakinan Kristen yang mereka anut. Berbagai tanggapan tersebut merupakan cara komunitas pengungsi terus menjalani kehidupannya dengan mengatasi narasi-narasi diskriminatif di komunitas baru mereka.
Keywords