Amerta Nutrition (Jun 2023)

Perilaku Mahasiswa Mengonsumsi Sugar Sweetened Beverage (SSB) Selama Pandemi COVID-19

  • Edna Elkarima,
  • Chrysoprase Thasya Abihail,
  • Dicky Andhyka Priambudi,
  • Trias Mahmudiono,
  • Hario Megatsari,
  • Diah Indriani,
  • Gunawan Yoga Pratama

DOI
https://doi.org/10.20473/amnt.v7i2.2023.185-191
Journal volume & issue
Vol. 7, no. 2
pp. 185 – 191

Abstract

Read online

Latar Belakang: Perkembangan industri 4.0 memberikan kemudahan untuk mengakses segala hal salah satunya adalah makanan dan minuman. Aplikasi pesan antar makanan secara daring merupakan platform yang sering digunakan saat ini pada kalangan mahasiswa. Pandemi COVID-19 menyebabkan perubahan perilaku pembelian melalui jasa secara online order terutama dengan adanya kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat. Minuman kekinian seperti boba, beberapa jenis teh, dan kopi merupakan minuman yang sering dipesan secara online. Jika dikonsumsi dalam jangka waktu lama dan sering dapat menyebabkan peningkatan indeks massa tubuh, obesitas, dan pada akhirnya meningkatkan risiko penyakit tidak menular. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak perkembangan online order terhadap perilaku konsumsi sugar sweetened beverages (SSB) selama pandemi COVID-19 pada mahasiswa di Kota Surabaya, Indonesia. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan menggunakan desain penelitian Mixed Method yaitu melalui studi kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional dan studi kualitatif melalui kegiatan Focus Group Discussion (FGD). Hasil: Berdasarkan hasil uji deskriptif menunjukkan bahwa teh merupakan jenis SSB yang paling sering dibeli (harian) melalui online order (12,95%). Adanya diskon sangat berpengaruh terhadap alasan responden dalam melakukan pemesanan secara online (68,4%). Melalui FGD, sebagian besar responden menganggap promo menjadi pendorong terbesar untuk memesan makanan secara online. Kesimpulan: Saat ini, minuman kekinian sebagian besar termasuk dalam kategori SSB. Konsumsi SSB dengan frekuensi berulang dalam jangka panjang akan berdampak pada status gizi. Diperlukan kebijakan pemerintah dan pihak terkait untuk meminimalisasi dampak kebiasaan konsumsi SSB terlebih dengan kondisi pandemi seperti saat ini.

Keywords