Patanjala: Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya (Mar 2018)

“REVOLUSI DALAM REVOLUSI”: TENTARA, LASKAR, DAN JAGO DI WILAYAH KARAWANG 1945-1947

  • IIm Imadudin

DOI
https://doi.org/10.30959/patanjala.v10i1.330
Journal volume & issue
Vol. 10, no. 1
pp. 35 – 50

Abstract

Read online

Penelitian ini bertujuan mengungkap konflik tentara dengan laskar dan jago di wilayah Karawang. Penelitian ini mempergunakan metode sejarah yang terdiri atas heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Sama seperti halnya di daerah lain, revolusi kemerdekaan di wilayah Karawang berlangsung dengan sengit. Dinamika perjuangan kemerdekaan di Karawang terasa lebih keras lagi setelah proklamasi kemerdekaan. Pada masa perjuangan Karawang merupakan “rumah” bagi tentara dan laskar perjuangan. Banyaknya kelompok laskar dan kelompok jago yang sering menghadirkan kerusuhan menimbulkan permasalahan tersendiri sebagaimana digambarkan pada artikel ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik antara tentara, laskar, dan jago terjadi disebabkan adanya keyakinan yang besar terhadap janji-janji revolusi, perbedaan ideologis mengenai bagaimana perjuangan harus dimenangkan, faktor ketidakpercayaan yang mengakibatkan hubungan-hubungan yang tidak harmonis antarfaksi perjuangan di Karawang. This study aims to reveal the conflict of soldiers with paramilitary troops and warior in the area of Karawang. This study uses historical methods consisting of heuristics, criticism, interpretation, and historiography. Just as in other areas, the revolution of independence in the Karawang was fierce. The dynamics of the struggle for independence in Karawang was even harder after the proclamation of independence. Karawang is a "home" for the army and the paramilitary-troops struggle. The large number of paramilitary troops groups and groups of warior often caused riots that raise their own problems as illustrated in this article. The results show that the conflict between the army, the paramilitary troops and the warior occurred due to the great conviction of the promises of the revolution, the ideological differences about how the struggle should be won. The unbelieving factor resulted an unharmonious relationships between-fraction struggle in Karawang.

Keywords