Caraka Tani: Journal of Sustainable Agriculture (Apr 2018)

Seleksi In Vitro untuk Mendapatkan Klon Kentang Tahan Terhadap Penyakit Layu Bakteri

  • Samanhudi Samanhudi

DOI
https://doi.org/10.20961/carakatani.v16i1.20352
Journal volume & issue
Vol. 16, no. 1
pp. 1 – 9

Abstract

Read online

Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan metode seleksi in vitro yang efektif untuk menguji ketahanan klon kentang terhadap penyakit layu bakteri (Ralstonia solanacearum). Bahan tanaman yang digunakan meliputi klon kentang (tetraploid) hasil fusi protoplas antara BF15 (dihaploid) dan S. stenatomum (diploid), yaitu BS-21, BS-23, BS-34, BS-38, BS-43, BS-49, BS-51, BS-53, BS-54, BS-55, BS-73, dan BS-75. Kultivar Nooksack digunakan sebagai pembanding tahan dan Atlantik sebagai pembanding rentan. Perbanyakan bahan tanaman dilakukan di Pusat Penelitian Bioteknologi ITB, sedangkan pengujian in vitro dilakukan di Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan (Balitbio) Bogor dengan menggunakan rancangan acak lengkap faktorial. Pengamatan dilakukan setiap hari terhadapt periode inkubasi dan kejadian penyakit, dan mulai satu hari setelah inokulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik inokulasi dengan cara siram maupun pengguntingan pucuk dapat digunakan untuk pengujian katahanan klon kentang terhadap penyakit layu bakteria secara in vitro. Namun demikian teknik inokulasi dengan cara pengguntingan pucuk menghasilkan periode inkubasi yang lebih cepat sehingga waktu pengujian yang diperlukan lebih singkat dibanding dengan teknik inokulasi siram. Berdasarkan pengujian tersebut, dari 12 klon kentang hasil fusi protoplas antara BF15 (2x) dan S. stenatomum (2x) terdapat empat klon yang termasuk tahan yaitu BS-23, BS-43, BS-75, dan BS-73, tiga klon agak tahan yaitu BS-53, BS-54, dan BS-38, dua klon agak rentan yaitu BS-49 dan BS-55, dan tiga klon rentan yaitu BS-34, BS-51, dan BS-21. Pengujian secara in vitro dapat digunakan untuk seleksi ketahanan klon kentang terhadap penyakit layu bakteri, karena waktu yang diperlukan lebih singkat dibanding pengujian di lapangan.

Keywords