Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan (Jan 2017)

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PEMAHAMAN KONSEPTUAL SISWA DENGAN INKUIRI TERBIMBING DIPADU PELATIHAN METAKOGNISI PADA MATERI KELARUTAN DAN Ksp

  • Arvinda C. Lalang,
  • Suhadi Ibnu,
  • Sutrisno Sutrisno

DOI
https://doi.org/10.17977/jp.v2i1.8372
Journal volume & issue
Vol. 2, no. 1

Abstract

Read online

This research aimed to determine differences in critical thinking ability and conceptual understanding between students taught with guided inquiry learning combined with metacognition training and students taught with guided inquiry learning without metacognition training. This study used quasi-experimental with pretest-posttest nonequivalent control group design. This study used a purposive sampling which produced two classes, namely class XI MIA 3 as the experimental class and XI MIA 4 as the control class. The students in the experiment class were taught with guided inquiry learning combined with metacognition training, while the students in the control class were taught with guided inquiry learning without metacognition training. The instrument used to measure the success of this research was multiple choice questions with written explanation. Multiple choice questions were used to measure conceptual understanding while essay questions were used to measure critical thinking ability. The results showed that: (1) The improved critical thinking ability could be seen from the mean of N-Gain of the experimental class 0,76, higher than the control class 0,55; (2) The improved conceptual understanding could be seen from the mean of N-Gain of the experimental class 0,66, higher than the control class 0,54. So we can conclude that the guided inquiry learning combined with metacognition training has enhanced students' critical thinking ability and conceptual understanding. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konseptual antara siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran inkuiri terbimbing dipadu pelatihan metakognisi dan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran inkuiri terbimbing tanpa pelatihan metakognisi. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan desain pretest-postest nonequivalent control group. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dan diperoleh dua kelas sampel, yaitu kelas XI MIA 3 sebagai kelas eksperimen dan XI MIA 4 sebagai kelas kontrol. Siswa pada kelas eksperimen dibelajarkan dengan inkuiri terbimbing dipadu pelatihan metakognisi sedangkan siswa pada kelas kontrol dibelajarkan dengan inkuiri terbimbing tanpa pelatihan metakognisi. Instrumen yang digunakan untuk mengukur keberhasilan penelitian ini adalah soal pilihan ganda dengan penjelasan tertulis. Soal pilihan ganda digunakan untuk mengukur pemahaman konseptual sedangkan soal essay digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) ada perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dengan N-Gain pada kelas eksperimen yaitu 0.76 lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu 0.55; (2) ada perbedaan peningkatan pemahaman konsep siswa dengan N-Gain pada kelas eksperimen, yaitu 0.66 lebih tinggi dari kelas kontrol, yaitu 0.54. Dengan demikian, dapat dikatakan pembelajaran inkuiri terbimbing dipadu pelatihan metakognisi dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konseptual siswa.

Keywords