Jurnal Agripet (Oct 2021)
The Effectiveness of Lugol on the Increasing of Pregnancy Rate in Aceh Cow with Endometritis
Abstract
ABSTRACT. The objective of this study was to determine the effect of lugol on the increasing the pregnancy rate in repeat breeding (RB) Aceh cows due to endometritis. This study used six endometritis’s cows, aged 5-7 years, weighed 150-250 kg which were divided into two groups (n=3), KI and KII. The cows in group 1 (K1) were injected with 5 ml PGF2α, while the cows in group 2 (KII) were treated with 50 ml of 2% lugol intra-uterine and continued with an injection of 5 ml PGF2α after healing. The detection of estrus was performed twice a day following by artificial insemination (AI) about 10-16 hours after the onset of estrus. Determination of pregnancy was performed by ultrasonography (USG) on the 25th day after AI. The data obtained were analyzed descriptively. The results showed that all endometritis ’cows in KI and KII present estrous signs (100%). However, only one cow was recovered in K2, whereas in K1 did not. After AI, one pregnant cow was observed in KII (33.3%), while none of the pregnant cows was found in K1 (0.0%). It is concluded that the lugol treatment for endometritis’s Aceh cows can improve the pregnancy rate. (Efektivitas larutan lugol untuk meningkatkan persentase kebuntingan pada sapi Aceh yang mengalami endometritis) ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian larutan lugol terhadap peningkatan persentase kebuntingan sapi Aceh yang mengalami RB. Dalam penelitian ini digunakan enam ekor sapi Aceh betina dewasa, umur 5-7 tahun, bobot badan 150-250 kg, sudah pernah beranak, dan didiagnosis mengalami endometritis. Seluruh sapi dibagi menjadi dua kelompok (n=3). Pada kelompok 1 (K1), sapi endometritis diterapi dengan 50 ml lugol 2% secara intra uteri dan setelah sembuh dilanjutkan dengan penyuntikan 5 ml PGF2α. Sapi pada kelompok 2 (K2) hanya diinjeksi dengan 5 ml PGF2α. Deteksi berahi dilakukan sebanyak dua kali per hari dan inseminasi buatan (IB) dilakukan sekitar 10-16 jam setelah awal berahi. Pemeriksaan kebuntingan dilakukan dengan ultrasonografi (USG) pada hari ke-25 setelah IB. Data dianalisis secara deskriptif. Dari masing-masing kelompok, hanya satu ekor sapi pada K2 yang dinyatakan sembuh yaitu sapi pada kelompok kedua. Persentase sapi yang menjadi estrus pada kedua kelompok masing-masing adalah 100%. Dari tiga ekor sapi yang diinseminasi pada masing-masing kelompok, hanya satu ekor sapi pada K2 (33,3%) yang menunjukkan hasil positif bunting sedangkan pada K1 tidak terdapat sapi yang menunjukkan hasil positif (0,0%). Disimpulkan bahwa pemberian larutan lugol pada sapi Aceh yang mengalami endometritis dapat meningkatkan persentase kebuntingan sapi Aceh.
Keywords