Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology (Jul 2023)

Management of Spontaneous Cornual Heterotopic Pregnancy in Low-Resources Setting

  • Jacklyn Yosefin Gracia Lubis,
  • Yosep Sutandar,
  • Lidya F. Nembo

DOI
https://doi.org/10.32771/inajog.v11i3.1883

Abstract

Read online

Objective: To report management of spontaneous cornual heterotopic pregnancy in low-resources setting in Ende District, Flores, East Nusa Tenggara. Methods: Case report. Case: A 34 year old primigravida with history of 8-9 weeks amenorrhea came to Obstetrics ER with chief complaint of vaginal bleeding and lower abdominal pain. Ultrasound shows intrauterine pregnancy (IUP), an ectopic pregnancy (EP) in right uterine cornu, and free fl uid in hepatorenal space, splenorenal space, and pouch of douglas suggesting the occurrence of hemoperitoneum and heterotopic pregnancy. We performed cornual resection by laparotomy and administered progesterone orally before and after the surgery. Successful outcome was achieved. Discussion: Heterotopic pregnancy (HP) rarely occurs, especially in natural conception. Thus, early diagnosis and treatment of HP are quite a challenge for physicians especially in rural area. Due to the condition of our patient and limited resources, laparotomy was conducted to remove the EP, rather than laparoscopy despite its advantage to lower risk of IUP abortion. Progesterone was then administered orally to prevent threatened abortion of the IUP. Conclusion: Despite its challenge in diagnosing and treating HP, it is a life-threatening condition that requires accurate and prompt treatment. The treatment goal is to remove the EP and preserve the IUP. Treatment of choice should be decided by takeing the patient’s condition and availability of resources into account. Surgical along with administration of progesterone before and after the surgery would likely improve the outcome of the patient and the intrauterine pregnancy. Keywords: cornual resection, heterotopic pregnancy, laparotomy, low-resources setting, progesterone. Abstrak Tujuan: Untuk membahas tentang penatalaksanaan kehamilan heterotopik kornu spontan di daerah dengan sumber daya rendah khususnya di Kabupaten Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur. Metode: Laporan Kasus Kasus: Seorang perempuan primigravida usia 34 tahun dengan riwayat amenore minggu ke-8 dan 9 datang ke IGD Obgyn dengan perdarahan pervaginam dan nyeri perut bagian bawah. Temuan USG menunjukkan kehamilan intrauterin (KIU), kehamilan ektopik (KE) di tanduk rahim kanan, dan cairan bebas di ruang hepato-renal, splenorenal, dan cavum douglas. Hal ini menunjukkan terjadinya hemoperitoneum dan kehamilan heterotopik. Reseksi kornu dengan laparotomi dilakukan dan pasien diberikan progesteron secara oral sebelum dan setelah operasi. Luaran baik berhasil dicapai. Diskusi: Kehamilan heterotopik jarang terjadi, terutama pada konsepsi alami. Sehingga diagnosis dan tata laksana KH sejak dini menjadi tantangan bagi para dokter, terutama di daerah terpencil Karena kondisi pasien dan sumber daya, laparotomi dilakukan untuk mengangkat KE, daripada laparoskopi meskipun keuntungannya dalam menurunkan risiko keguguran KIU. Progesteron kemudian diberikan secara oral untuk mencegah terjadinya keguguran terancam dari KIU. Kesimpulan: Terlepas dari tantangan untuk diagnosis dan tatalaksananya, KH adalah kondisi yang mengancam jiwa yang membutuhkan penanganan yang akurat dan segera. Tujuan tatalaksananya adalah untuk mengangkat KE dan mempertahankan KIU. Pilihan tata laksana harus diputuskan dengan mempertimbangkan kondisi pasien dan ketersediaan sumber daya. Pendekatan bedah dan obat dengan progesteron yang diberikan sebelum dan sesudah operasi akan meningkatkan kemungkinan luaran pasien dan kehamilan intrauterine yang baik. Kata kunci: kehamilan, heterotopik, laparotomi,progesteron, reseksi kornual, sumber daya rendah.