Sanitasi: Jurnal Kesehatan Lingkungan (Feb 2019)

PENAMBAHAN DAUN BAMBU APUS KE DALAM KERTAS HVS BEKAS UNTUK MEMBUAT KERTAS DAUR ULANG DI KECAMATAN PENGASIH, KABUPATEN KULON PROGO

  • Kenwari Hawa,
  • Abdul Hadi Kadarusno,
  • Haryono Haryono

DOI
https://doi.org/10.29238/sanitasi.v7i2.122
Journal volume & issue
Vol. 7, no. 2
pp. 72 – 78

Abstract

Read online

Sebagian warga Desa Sidomulyo di Kecamatan Pengasih bekerja membuat barang kerajinan yang terbuat dari bambu apus. Bagian bambu yang tidak terpakai selama ini belum dimanfaat- kan dengan baik dan menjadi limbah. Daun bambu yang memiliki kandungan selulosa sebesar 46,24 % dapat dimanfaatkan menjadi bahan tambahan pembuatan kertas daur ulang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan kuat tarik kertas di antara tiga formula campuran kertas HVS bekas dan daun bambu yang digunakan untuk membuat kertas daur ulang, dengan melakukan eksperimen dengan post test only with control group design. Berdasarkan lima kali ulangan, diketahui kuat tarik kertas rata-rata dari formula I (400 ml kertas HVS bekas dan 600 ml daun bambu) adalah sebesar 0,160 N/mm; formula II (200 ml kertas HVS bekas dan 800 ml daun bambu) sebesar 0,320 N/mm; formula III (1000 ml daun bambu) sebesar 0,386 N/mm; dan kontrol (1000 ml kertas HVS bekas) sebesar 0,106 N/mm. Hasil uji statistik dengan meng- gunakan t-test bebas dan Kruskal-Wallis pada derajat kepercayaan 95 %, menunjukkan bahwa perbedaan kuat tarik kertas di atas memang bermakna secara statistik, kecuali antara kertas kontrol dengan kertas yang dihasilkan dari formula I dan antara formula II dan formula III. Dapat disimpulkan bahwa semakin banyak daun bambu apus yang ditambahkan maka akan mengha- silkan kertas daur ulang dengan kuat tarik yang semakin besar pula. Namun demikian, kuat ta- rik kertas yang terbaik dari penelitian ini masih lebih rendah dari kuat tarik karton buatan pabrik yang sebesar 6,920 N/mm.

Keywords