Jurnal Penelitian Hasil Hutan (Journal of Forest Products Research) (Sep 2017)

PRODUKSI DAN PEMANFAATAN ARANG DAN CUKA KAYU DARI SERBUK GERGAJI KAYU CAMPURAN

  • Tjutju Nurhayati,
  • Ridwan Ahmad Pasaribu,
  • Dida Mulyadi

DOI
https://doi.org/10.20886/jphh.2006.24.5.395-411
Journal volume & issue
Vol. 24, no. 5
pp. 395 – 411

Abstract

Read online

Penelitian produksi terpadu arang dan cuka kayu menggunakan serbuk gergaji kayu campuran asal hutan alam dan hutan tanaman dilakukan pada tungku sakuraba dan tungku blower. Arang serbuk dimanfaatkan untuk bahan baku produksi arang aktif dan cuka kayunya untuk budidaya tanaman padi. Hasilnya sebagai berikut ; Produksi terpadu arang dan cuka kayu 'crude'dari serbuk gergaji kayu campuran hutan alam dan hutan tanaman pada tungku sakuraba masing-masing 292,68 kg/ton dan 232,24 kg/ton dan pada tungku blower 344,76 kg/ton dan 323,07 kg/ton. Rendemen arang dan cuka kayu ke dua jenis serbuk gergaji relatif sama pada masing-masing tungku yaitu 20,6 dan 14,6% (sakuraba), 19,3% dan 22% (blower). Rendemen terpadunya pada tungku sakuraba 35,2% menunjukkan angka lebih rendah dari blower 41,3%. Oleh karena itu produksi terpadu pada tungku blower lebih baik dari sakuraba. Sifat arang dari tungku blower lebih baik dari sakuraba ditunjukan oleh kadar abu (2,2%) dan kadar zar mudah terbang (11,9%) yang lebih rendah, dan kadar karbon tertambat (86,7%) yang lebih tinggi. Cuka kayu 'crude' dari ke dua serbuk gergaji mengandung jenis komponen kimia yang sama pada kadar yang bervariasi, terdiri dari asam asetat, metanol, fenol, asetol, orto kreosol, para kreosol, furfural, alfa metil guaiakol, sikloheksana. Produksi arang aktif memenuhi SNI pada parameter daya serap iod (857,7 mg/g) diperoleh dari perlakuan aktifasi perendaman asam fosfat 20% dan uap air pada suhu 695OC dan aktifasi dengan uap panas tanpa asam fosfat pada suhu 605OC (789,7 mg/). Produksi arang aktif dengan mutu baik ini diperoleh setelah tungku aktifasi diredam emisi panasnya dengan gelas wol. Pemanfaatan cuka kayu distilasi 2,5% pada tanaman padi jenis ciherang dengan perlakuan penambahan pupuk NPK dapat menggantikan penggunaan bahan organik 2,5% dengan hasil gabah kering giling yang sama yaitu 5,75 ton/ha. Perlakuan tanpa pupuk NPK menghasilkan gabah kering giling paling tinggi pada cuka kayu yaitu 4,41 ton/ha, bahan organik 4,10 ton /ha dan kontrol 3,21 ton/ha. Penggunaan cuka kayu distilat 2,5% ini memberi petunjuk terhadap fungsinya sebagai pupuk dan merespon pertumbahan padi yang lebih baik.

Keywords