Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis (May 2022)

Perubahan Ruang Kampung Kota menjadi Destinasi Wisata melalui Program Kampung Tematik

  • Rani Titis Sukowati

DOI
https://doi.org/10.17977/um021v7i1p27-43
Journal volume & issue
Vol. 7, no. 1
pp. 27 – 43

Abstract

Read online

Tujuan artikel ini mengkaji perubahan ruang kampung kota menjadi destinasi wisata dengan adanya program kampung tematik. Perubahan tersebut digali menggunakan konsep ruang abstrak dan ruang sosial Henri Lefebvre yang belum digunakan dalam kajian program kampung tematik dari studi literatur terdahulu. Artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus di tiga kota, yaitu Malang, Semarang, dan Surakarta dengan sumber data merupakan digital paper. Hasil kajian artikel ini menemukan bahwa beberapa kampung tematik belum berkembang dan kemungkinan tidak berkelanjutan. Padahal program ini diharapkan bisa menjadi destinasi wisata, namun kenyataannya masih ada kampung tematik yang bermasalah. Ketidakberlanjutan dari kampung tematik ini mengacu pada konsep Lefebvre mengenai ruang sosial warga di mana masih ada warga yang belum memiliki kesadaran dalam mengembangkan kampungnya, selain itu pemerintah kota sebagai aktor dalam ruang abstrak dibeberapa kasus masih kurang memberi dukungan kepada warga kampung. Maka, apabila pemerintah kota ingin menjadikan kampung tematik sebagai destinasi wisata, perlu lebih jauh mengkaji tiap kampung dalam melihat potensi-potensi yang ada di dalamnya, tentunya dengan memadukan ide dan konsep dari warga. Thematic Village Program: The Problems of Changing Urban Village Spaces into Tourist Destinations The purpose of this article is to examine the change of urban kampung space into a tourist destination with the thematic kampung program. These changes were explored using the concepts of abstract space and Henri Lefebvre's social space which had not been used in the study of thematic kampung programs from previous literature studies. This article uses a qualitative approach with the type of case study research in three cities, namely Malang, Semarang, and Surakarta with the data source being digital paper. The results of the study of this article found that some thematic kampungs had not yet developed and might not be sustainable. Even though this program is expected to become a tourist destination, in reality there are still problematic thematic kampungs. The discontinuity of this thematic kampung refers to Lefebvre's concept of social space for residents where there are still residents who do not have awareness in developing their kampung, besides that the city government as an actor in abstract space in some cases still lacks support for kampung residents. So, if the city government wants to make thematic kampung a tourist destination, it is necessary to study each kampung further in seeing the potentials that exist in it, of course by combining ideas and concepts from residents.

Keywords