Majalah Ilmiah Biologi Biosfera: A Scientific Journal (Aug 2017)

Survei Nyamuk Culex spp. sebagai Vektor Filariasis di Desa Cisayong, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya

  • Wulan Dwi Portunasari,
  • Endang Srimurni Kusmintarsih,
  • Edy Riwidiharso

DOI
https://doi.org/10.20884/1.mib.2016.33.3.361
Journal volume & issue
Vol. 33, no. 3
pp. 142 – 148

Abstract

Read online

Filariasis limfatik merupakan penyakit disebabkan oleh cacing filaria Wuchereria brancofti, Brugia malayi, dan Brugia timori yang menyerang saluran dan kelenjar getah bening. Cx. quinquefasciatus merupakan vektor filariasis bancrofti di daerah urban. Kecamatan Cisayong endemis filariasis dengan Microfilaria rate >1%. Eliminasi filariasis di Indonesia ditetapkan dua pilar kegiatan yaitu pemberian obat massal pencegahan filariasis (POMP filariasis) di daerah endemis dan pengendalian vektor. Pengendalian vektor dan potensi vektor dalam penularan filariasis dapat diketahui melalui berbagai hal diantaranya dengan mengetahui spesies Culex, infection rate, parity rate dan kepadatan larva Culex.Tujuan penelitian yaitu mengetahui spesies nyamuk Culex, infection rate, parity rate, dan kepadatan larva nyamuk Culex. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survei dengan teknik cluster sampling. Kelompok (Cluster) dalam penelitian ini yaitu RT berjumlah 39 RT yang ada di Desa Cisayong. Penangkapan sampel nyamuk dilakukan di 9 kelompok (RT) yang terpilih. Pengambilan sampel dilakukan pada malam hari pukul 18.00-00.00 WIB. Hasil penelitan menujukkan bahwa spesies Culex yang ditangkap di Desa Cisayog diantaranya Cx. quinquefasciatus, Cx. hutchinsoni , Cx. sitien , Cx. vishnui , Cx. pseudovishnui , Cx. tritaeniorhynchus dan Cx. gelidus, infection rate 0%, sementara itu, parity rate Cx. quinquefasciatus 66%, Cx. hutchinsoni 17%, Cx. sitien 68%, Cx. vishnui 55%, Cx. pseudovishnui 21%, Cx. tritaeniorhynchus 53%, dan Cx. gelidus 54%. Kepadatan larva Culex sp. yaitu 3,38/cidukan.

Keywords