Jurnal Pariwisata Terapan (Sep 2018)
Karakteristik dan Persepsi Wisatawan Mancanegara di Kawasan Sanur dan Canggu, Bali
Abstract
Kegiatan pariwisata di Bali sudah dimulai sejak awal tahun 1920-an dan kemudian pariwisata akhirnya dijadikan salah satu solusi untuk memperbaiki kondisi keuangan setelah kemerdekaan. Diawali pada pembukaan bandara internasional Ngurah Rai di Bali, tahun 1974 pemerintah mencanangkan formula kepariwisataan di Bali yang berbasis pariwisata budaya. Kegiatan pariwisata yang dilaksanakan oleh wisatawan mancanegara ketika itu sebagian besar menikmati suguhan budaya dari masyarakat lokal, seperti tari-tarian, pembuatan patung, keindahan alam yang asri, serta kehidupan masyarakat lokal. Perkembangan kegiatan pariwisata di Bali tidak dapat dihindari seiring dengan majunya teknologi. Memasuki tahun 2000-an, kegiatan wisatawan mancanegara pun berubah, begitu pula juga karakteristik dari wisatawan tersebut dengan semakin cepatnya perkembangan informasi yang ada. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis karakteristik wisatawan mancanegara yang mengunjungi daerah pantai di Bali, khususnya di kawasan pantai Sanur dan kawasan Canggu. Metode yang digunakan adalah dengan menyebarkan kuesioner kepada wisatawan yang ada di kawasan pantai tersebut dengan menggunakan random purposive sampling kepada wisatawan mancanegara. Metode analisis yang digunakan adalah menggunakan deskriptif kualitatif untuk memaparkan hasil penelitian yang didapatkan. Menggunakan analisis sederhana didapatkan bahwa sebagian wisatawan masih berada dalam usia produktif 18-35 tahun dan yang unik adalah masih banyak wisatawan yang tinggal di daerah tersebut baru pertama kali mengunjungi Bali. Kedua kawasan pantai tersebut memiliki karakteristik yang berbeda karena kawasan Sanur memang merupakan kawasan pariwisata sejak awal sejarah pariwisata di Bali, sedangkan kawasan Canggu merupakan kawasan pariwisata yang baru sejak tahun 2000-an dikenal wisatawan. Sehingga terdapat perbedaan hasil di beberapa karakteristik, seperti asal negara dan tipe akomodasi tempat tinggal wisatawan tersebut. Menariknya, transportasi menggunakan sepeda motor menjadi pilihan bagi sebagian besar wisatawan di kawasan wisata tersebut. Persepsi wisatawan tentang Bali sudah baik dengan budaya dan wisatanya, akan tetapi menyayangkan pengelolaan masalah sampah dan kemacetan di Bali yang masih belum tertata.
Keywords