Deiksis: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (May 2017)

EKSISTENSI PEMBACAAN CERITA LEGENDA “BABAD CIREBON” DI KERATON KANOMAN SEBAGAI KEKUATAN LITERASI BUDAYA

  • Nurhannah Widianti,
  • Sacandra Aji Rivaldi

Journal volume & issue
Vol. 4, no. 1

Abstract

Read online

Setiap daerah di Indonesia memiliki cerita rakyatnya masing-masing. Sehubungan dengan itu, di Jawa Barat terdapat sebuah cerita yang hingga saat ini tetap dilestarikan, yakni cerita legenda “Babad Cirebon”. Cerita tersebutdilisankan menggunakan bahasa Cirebon Babasanoleh Pangeran Kumisi setiap tanggal 1 Muharram. Dalam hal ini, pihak Keraton Kanoman merupakan pilar utama yang konsisten menjaga tradisi lisan itu. Dalam perjalanannya, cerita legenda babad Cirebon telah mengalami transformasi, yaitu dari bentuk tulis ke lisan. Hal itu dilakukan agar masyarakat Cirebon dan masyarakat pada umumnya mengetahui kearifan lokal daerahnya serta asal-usul berdirinya Kota Cirebon sehingga mereka dapat menghargai jasa para leluhurnya. Selain itu, mereka diharapkan dapat memaknai kisah-kisah kebajikan yang ada di dalamnya sebagai suri teladan. Kata babadsendiri memiliki makna menebas, merambah hutan, semak, dan belukar. Sementara itu, pada hakikatnya babad Cirebon mengisahkan awal mula pendirian Cirebon yang dilakukan oleh Pangeran Walangsungsang dibantu dengan orang-orang yang terlibat di dalamnya. Seiring derasnya arus modern, masyarakat setempat perlu menjaga dan melestarikantradisi lisan “Pembacaan Babad Cirebon”. Hal tersebut sangat urgen karena cerita babad Cirebon memiliki fungsi strategis, salah satunya menjadi sebuah kekuatan literasi budaya. Kata Kunci: Pembacaan Babad Cirebon, Tradisi Lisan, dan Literasi Budaya