Al-Kauniyah Jurnal Biologi (Apr 2018)

PEMBENTUKAN NODUL DARI BIJI MANGGIS (Garcinia mangostana L.) ASAL BENGKALIS PADA MEDIA WPM DENGAN PENAMBAHAN BAP DAN MADU

  • Eko Hariono,
  • Mayta Novaliza Isda,
  • Siti Fatonah

DOI
https://doi.org/10.15408/kauniyah.v11i1.5422
Journal volume & issue
Vol. 11, no. 1
pp. 16 – 24

Abstract

Read online

Abstrak Manggis (Garcinia mangostana L.) asal Bengkalis merupakan salah satu buah tropis yang menjadi komoditas ekspor Provinsi Riau dengan keunggulan dapat hidup di tanah gambut, tanah rawa, dan tanah masam. Pembentukan nodul tanaman manggis merupakan tahapan awal perbanyakan tunas pada kultur in vitro. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi Benzilaminopurine (BAP) dan madu, baik tunggal maupun kombinasi, pada Woody Plant Medium (WPM) dalam pembentukan nodul dari eksplan biji manggis yang dibelah tiga secara membujur. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan menggunakan konsentrasi BAP 0, 5, dan 7 mg/L dan madu 0, 3, 6, dan 9 mL/L, baik tunggal maupun kombinasi. Hasil percobaan menunjukkan bahwa persentase pembentukan nodul paling tinggi (100%) diperoleh dari perlakuan 5 mg/L BAP. Perlakuan pemberian konsentrasi BAP dan madu, baik tunggal maupun kombinasi, pada media WPM, tidak mampu mempercepat waktu muncul nodul. Jumlah nodul terbanyak di 40 hari setelah tanam pada perlakuan 7 mg/L BAP yang disertai 3 mL/L madu adalah 25,0 nodul/biji. Abstract Mangosteen (Garcinia mangostana L.) from Bengkalis in origin is one of the tropical fruit that became an export commodity of Riau Province, with the advantage of living in peat soil, swamp, and acidic soil. The formation of nodules is an early stage of shoot propagation in vitro cultures. This study aims to determine the concentration of BAP (Benzilaminopurine) and honey, either single or combination, in Woody Plant Medium (WPM) in the formation of nodules from mangosteen seed explants. This research employed Randomized Block Design to test the variation of BAP in the concentration of 0, 5, and 7 mg/L and honey in the concentration of 0, 3, 6, and 9 mL/L, either single or a combination. The results showed that the highest percentage of nodule formation (100%) was obtained from the treatment 5 mg/L of BAP. The treatment of BAP and honey, either single or combination, on WPM media, was unable to accelerate the timing of nodules. The highest number of nodules in 40 days after planting in the treatment of 7 mg/L of BAP with 3 mL/L of honey was 25.0 nodules/seed. Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/kauniyah.v11i1.5422

Keywords