Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan (Jan 2017)

PENGARUH PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY BERBASIS SALINGTEMAS TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP BERDASARKAN KEMAMPUAN AKADEMIK

  • Matsna Khoirun Nisak,
  • Wartono Wartono,
  • Hadi Suwono

DOI
https://doi.org/10.17977/jp.v2i1.8470
Journal volume & issue
Vol. 2, no. 1

Abstract

Read online

This reseacrh was to determined the effect of guided inquiry learning based on scientific environment technology and society (SETS) to critical thinking skills based on academic ability difference. This reseacrh was included to quasy experiment with Post Test Only Design Factorial 3 x 2 design. ANOVA was used to test the hypothesis and LSD used for advance test with α = 0,05. The research showed that (1) there was a difference in students’ critical thinking skills who took the Guided inquiry learning based on SETS, Guided inquiry learning, and conventional learning; (2) there was a difference of critical thinking skills in students with different academic ability; (3) there was no difference in students’ critical thinking skills of high academic ability who took the Guided inquiry learning based on SETS, Guided inquiry learning, and conventional learning; (4) there was a difference in students’ critical thinking skills of low academic ability who took the Guided inquiry learning based on SETS, Guided inquiry learning, and conventional learning; and (5) there was no interaction between the learning model and the academic ability to the critical thinking skills. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran Guided inquiry berbasis salingtemas terhadap keterampilan berpikir kritis siswa berdasarkan kemampuan akademik berbeda. Penelitian ini termasuk jenis quasy experiment dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test Only Design Factorial 3 x 2. Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji ANOVA dengan uji lanjut LSD pada a = 0,05. Hasil penelitian ini adalah: (1) ada perbedaan keterampilan berpikir kritis antara siswa yang mengikuti pembelajaran Guided inquiry berbasis salingtemas, Guided inquiry, dan konvensional; (2) ada perbedaan keterampilan berpikir kritis pada siswa berkemampuan akademik berbeda; (3) tidak ada perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa berkemampuan akademik tinggi yang mengikuti pembelajaran Guided inquiry berbasis salingtemas, Guided inquiry, dan konvensional; (4) ada perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa berkemampuan akademik rendah yang mengikuti pembelajaran Guided inquiry berbasis salingtemas, Guided inquiry, dan konvensional; (5) tidak ada interaksi antara model pembelajaran dan kemampuan akademik terhadap keterampilan berpikir kritis.

Keywords