Jurnal Kumparan Fisika (Nov 2024)

Analisis Perbedaan Karakteristik Serat Sabut Kelapa (Cocos Nucifera L) dan Serat Ampas Tebu (Saccharum Offinarum) sebagai Peredam Bunyi

  • Mawarni Saputri,
  • Susanna Susanna,
  • Agus Wahyuni,
  • Ngadimin Ngadimin

DOI
https://doi.org/10.33369/jkf.7.2.92-97
Journal volume & issue
Vol. 7, no. 2

Abstract

Read online

ABSTRAK Penyerap bunyi sudah berhasil dibuat dengan serat sabut kelapa dan serat ampas tebu dan diketahui koefisien serap bunyinya menggunakan metode tabung impedansi. Material penyerap bunyi ini dibuat dengan cara mencampurkan serat ampas tebu dan serat sabut kelapa dengan larutan katalis dan resin yang sudah di campurkan, dicetak dan di diamkan selama 3-4 jam. peneliti juga membahas tentang perbedaan karakteristik serat sabut kelapa dan serat ampas tebu sebagai peredam bunyi. Penelitian ini, dilakukan analisis material serat ampas tebu dan serat sabut kelapa sebagai bahan peredam suara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serat sabut kelapa memiliki kemampuan peredam bunyi yang lebih baik dari pada serat ampas tebu Dalam penelitian ini, digunakan aplikasi yaitu sound level meter untuk mengukur nilai koefisien absorpsi bunyi dari peredam suara serat sabut kelapa dan serat ampas tebu. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Serat sabut kelapa memiliki kemampuan meredam bunyi yang lebih baik dari pada serat ampas tebu pada frekuensi 400 Hz. Pada frekuensi 1000 Hz, meskipun kedua sampel mengalami penurunan koefisien absorbsi, sabut kelapa tetap memiliki kinerja yang lebih baik dengan nilai koefisien yang lebih tinggi dibandingkan ampas tebu. Dapat disimpulkan bahwa serat sabut lebih cocok diaplikasikan sebagai peredam bunyi pada berbagai frekuensi, sedangkan serat ampas tebu lebih efektif untuk frekuensi rendah Kata kunci—Serat Sabut Kelapa Cocos nucifera L), Serat Ampas Tebu (Saccharum offinarum), Koefisien Absorpsi, Peredam Bunyi, Frekuensi ABSTRACT Sound absorbers have been successfully made with coco fiber and bagasse fiber and the sound absorption coefficient is known using the impedance tube method. This sound absorbing material is made by mixing bagasse fiber and coconut coir fiber with a catalyst and resin solution which has been mixed, molded and left for 3-4 hours. The researcher also discussed the differences in the characteristics of coco fiber and bagasse fiber as sound absorbers. In this research, material analysis of bagasse fiber and coco fiber as sound absorbers was carried out. The results of the study indicate that coconut fiber has better sound-damping capabilities than sugarcane bagasse fiber at a frequency of 400 Hz. At a frequency of 1000 Hz, although both samples show a decrease in absorption coefficient, coconut fiber still performs better with a higher coefficient than sugarcane bagasse. It can be concluded that coconut fiber is more suitable for sound-damping applications across various frequencies, while sugarcane bagasse fiber is more effective for low-frequency sound absorption. Keywords—Coconut Coir Fiber (Cocos nucifera L), Sugarcane Bagasse Fiber (Saccharum offinarum), Absorbing Coefficient, Sound Absorption, Frequency

Keywords