Amerta Nutrition (Dec 2022)

Faktor Risiko Stunting pada 1000 Hari Pertama Kehidupan

  • Indri Mulyasari,
  • Asti Jatiningrum,
  • Arum Putri Setyani,
  • Raden Roro Susanti Septi Kurnia

DOI
https://doi.org/10.20473/amnt.v6i1SP.2022.177-183
Journal volume & issue
Vol. 6, no. 1SP
pp. 177 – 183

Abstract

Read online

Latar Belakang: Desa Kebonagung merupakan salah satu lokasi fokus stunting di Kabupaten Semarang. Stunting dipengaruhi oleh faktor risiko yang terjadi di 1000 hari pertama kehidupan. Tujuan: mengetahui peningkatan risiko stunting pada batita berdasarkan lingkar lengan atas (LILA) Ibu di awal kehamilan, status anemia ibu di trimester III, berat badan lahir, dan panjang badan lahir. Metode: Penelitian menggunakan desain deskriptif observasional dengan pendekatan kohort retrospektif. Populasi adalah batita usia 12-35 bulan di Desa Kebonagung Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang. Sampel 71 batita yang diperoleh dengan teknik total sampling. Data LILA ibu, status anemia ibu, berat badan lahir, dan panjang badan lahir diperoleh dari buku KIA subjek. Data stunting diperoleh dengan melakukan pengukuran antropometri gizi. Analisis data dilakukan dengan menghitung risiko relatif (RR). Hasil: Subjek yang mengalami stunting 18 (23.35%) batita. Ibu batita yang berisiko KEK di awal kehamilan 18 (25.35%) dan yang mengalami anemia di trimester III kehamilan 18 (25.35%). Batita yang mengalami berat badan lahir rendah(BBLR) 10 (14.08%) subjek dan yang pendek pada saat lahir 12 (16.90%) subjek. Ukuran LILA yang kurang dari normal, kadar Hb yang rendah di trimester III kehamilan dan BBLR meningkatkan risiko terjadinya stunting pada saat batita (RR=1.87; RR=1.47; RR=1.22). Panjang badan lahir yang pendek tidak meningkatkan risiko terjadinya stunting (RR=0.87). Kesimpulan: Status gizi ibu pada saat kehamilan dan bayi di awal kehidupannya dapat mempengaruhi terjadinya stunting sehingga perlu adanya program pencegahan stunting di fase 1000 hari pertama kehidupan.

Keywords