Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia (Jun 2023)

Profil Pasien Glaukoma Juvenil di Poliklinik Mata RS Dr. M. Djamil Padang Tahun 2017-2020

  • Hanny Vidya Sari,
  • Fitratul Ilahi,
  • Restu Susanti

DOI
https://doi.org/10.25077/jikesi.v4i2.606
Journal volume & issue
Vol. 4, no. 2
pp. 95 – 101

Abstract

Read online

Latar Belakang: Glaukoma juveinil adalah bagian dari glaukoma primer sudut terbuka atau primary open angle glaucoma (POAG) dengan karakteristik penurunan secara autosomal dominan dan terjadi pada usia muda, sekitar 4 hingga 35 tahun. Glaukoma juveinil berkaitan dengan peningkatan tekanan intraokular (TIO) akibat struktur trabecular meshwork yang abnormal sehingga menyebabkan gangguan aliran aqueous humor. Peningkatan tekanan intraokular dapat mengakibatkan kerusakan permanen pada saraf optik yang menyebabkan perubahan ukuran cup disk ratio (CDR) sehingga dapat berujung pada kebutaan. Objektif: Untuk mengetahui profil pasien glaukoma juveinil di Poliklinik Mata RS Dr. M. Djamil Padang Tahun 2017-2020 Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien yang terdiagnosis glaukoma juveinil oleh klinisi di Polikinik Mata RS Dr. M. Djamil Padang dengan jumlah sampel sebanyak 42 orang dengan total 84 mata pasien dari tanggal 1 Januari 2017 – 31 Desember 2020. Hasil: Hasil penelitian didapatkan pasien glaukoma juvenil sebagian besar laki-laki sebanyak 52,4% dengan kelompok umur terbanyak ≤20 tahun sebanyak 50%. Faktor resiko terbanyak ditemukan adalah dengan ada riwayat keluarga 64,3%, miopia 33.3%, dan TIO ≤21 mmHg 77,4%. 47,6% sampel memiliki visus normal. Stadium terbanyak adalah stadium sedang sebesar 79,8%. Tatalaksana terbanyak yaitu dengan monoterapi 76,2%. Kesimpulan: Karakteristik pasien glaukoma juveinil paling banyak yaitu laki-laki dan berada pada kelompok usia ≤20 tahun. Faktor resiko yang terbanyak adalah pada yang memilki riwayat keluarga dan miopia. Pasien terbanyak dengan visus normal dengan stadium sedang. Tatatalaksana yang paling banyak dilakukan adalah dengan monoterapi.

Keywords