Litera (Nov 2015)
STUDI KONTRASTIF KALIMAT PASIF BAHASA INDONESIA DAN TIONGHOA
Abstract
Abstrak Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk dan kaidah, persamaan dan perbedaan, dan kesepadanan kalimat pasif dalam bahasa Indonesia dan Tionghoa. Sumber data adalah wacana tulis tentang kalimat pasif dan buku tata bahasa Indonesia dan Tionghoa. Pengumpulan data dengan teknik simak dan catat. Analisis data menggunakan analisis kontrastif. Hasil penelitian sebagai berikut. Pertama, pemasifan bahasa Indonesia melalui perubahan morfologis pada verba, misalnya verba pasif bentuk di-, ter-, ke-an, diri-. Pemasifan bahasa Tionghoa melalui preposisi bei yang unik. Preposisi bei sering bergabung dengan verba bermakna kurang menyenangkan, sehingga kalimat yang dipasifkan menyatakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Kedua, kalimat pasif bahasa Tionghoa umumnya menyatakan keterselesaian suatu tindakan. Kalimat pasif bahasa Indonesia dapat menyatakan makna lain, seperti kesanggupan dan ketidaksengajaan. Ketiga, kalimat pasif bahasa Indonesia berverba di- paling dekat dengan kalimat pasif bahasa Tionghoa, terutama ketika pelaku tidak muncul. Dalam penerjemahan, banyak kalimat pasif bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi kalimat aktif bahasa Tionghoa. Sebaliknya, kalimat pasif bahasa Tionghoa dapat diterjemahkan menjadi kalimat pasif bahasa Indonesia dan banyak kalimat aktif bahasa Tionghoa menjadi kalimat pasif bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat pasif, bentuk, makna,kesepadanan