Dunamis: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani (Apr 2021)

Suara Sang Subaltern: Sebuah Narasi Autobiografi Perempuan Tanpa Nama dalam Hakim-hakim 19

  • Merlin Brenda Angeline Lumintang

DOI
https://doi.org/10.30648/dun.v5i2.364
Journal volume & issue
Vol. 5, no. 2
pp. 261 – 277

Abstract

Read online

Abstract. This paper offers a postcolonial feminist reading of Levi’s concubine narration recorded in the Book of Judges 19 that focuses on the subaltern voice from Gayatri Spivak's thinking. It defines the subaltern as oppressed people who cannot speak on their own to represent themselves. This study was conducted by autobiographical criticism. Through auto-biographical narratives, the story is re-told through the nameless woman's point of view as the subaltern and it will reveal the narrative of her unspeakable suffering. The nameless woman's voice was claimed to be the voice that was cast but refused silence, and now it produces an autobiographical narrative that echoes the voices of subalterns silenced in the present context. Abstrak. Tulisan ini menawarkan sebuah pembacaan feminis pascakolonial terhadap narasi gundik seorang Lewi yang tercatat dalam Hakim-hakim 19 yang berfokus pada suara subaltern dari pemikiran Gayatri Spivak. Subaltern dalam tulisan ini diartikan sebagai orang-orang tertindas yang tidak dapat bersuara untuk merepresentasikan dirinya. Metode yang digunakan adalah kritik autobiografi. Melalui narasi autobiografi, kisah ini dituturkan kembali melalui sudut pandang sang perempuan tanpa nama sebagai subaltern dan menyingkapkan narasi penderitaannya yang tak terkatakan di dalam teks. Suara perempuan tanpa nama diklaim sebagai suara yang dibekap tetapi menolak diam dan kini menghasilkan sebuah narasi autobiografis yang menggemakan suara-suara subaltern yang disenyapkan dalam konteks masa kini.

Keywords