Sari Pediatri (Oct 2016)

Perbandingan Efektivitas Isoniazid pada Preparat Kombinasi Isoniazid dan Rifampisin pada Anak dengan Infeksi Laten Tuberkulosis

  • Dhyniek Nurul HA,
  • Nastiti Kaswandhani

DOI
https://doi.org/10.14238/sp17.6.2016.485-90
Journal volume & issue
Vol. 17, no. 6
pp. 485 – 90

Abstract

Read online

Latar belakang. Terapi infeksi laten tuberculosis (TB) dengan INH selama 6-12 bulan telah lama digunakan sebagai rejimen standar. Waktu terapi yang lama menyebabkan angka kepatuhan terhadap pengobatan rendah sehingga dicari rejimen terapi lain yang mempunyai durasi lebih singkat. Tujuan. Mengetahui efektivitas terapi kombinasi INH dan rifampisin selama 3 bulan dibandingkan dengan terapi INH 6 bulan pada anak dengan infeksi laten TB. Metode. Penelusuran pustaka database elektronik yaitu Pubmed, Cochrane, dan Highwire. Hasil. Studi uji kontrol acak prospektif selama lebih dari 11 tahun (1995-2005) terhadap 926 anak < 15 tahun yang menderita laten TB mendapatkan angka ketidakpatuhan lebih tinggi pada kelompok mendapat terapi INH 9 bulan, dibanding kelompok yang mendapat terapi INH dan rifampisin 4 bulan (p=0,011). Pemberian rejimen INH dan rifampisin selama 3 bulan mampu mencegah infeksi menjadi lebih berat dan efektif bagi keadaan subklinis. Meta-analisis terhadap 5 uji klinis acak terkontrol juga menyokong hasil yang sama. Studi kohort retrospektif terhadap 335 anak < 5 tahun, menunjukkan bahwa kemoprofilaksis kombinasi INH rifampisin yang diberikan selama 3 bulan, lebih baik (69,6%) secara signifikan dibandingkan kepatuhan terhadap kemoprofilaksis INH saja (27,6%) yang diberikan selama 6 bulan (p<0,001; OR 4,9; IK 95% 2,4-10,36). Kesimpulan. Terapi infeksi laten TB dengan INH dan rifampisin selama 3 atau 4 bulan terbukti sama efektifnya dengan terapi standar INH selama 6-12 bulan.

Keywords