Jurnal Biologi Udayana (Jun 2024)

Analisis kondisi padang lamun di Gili Balu, Sumbawa Barat

  • Natasya Caterina,
  • Made Ayu Pratiwi,
  • Ni Putu Putri Wijayanti

DOI
https://doi.org/10.24843/JBIOUNUD.2024.v28.i01.p08
Journal volume & issue
Vol. 28, no. 1
pp. 90 – 101

Abstract

Read online

Penelitian dilakukan pada komunitas padang lamun di Pulau Belang, Pulau Paserang, Pulau Kenawa, dan Pulau Namo yang berlokasi di Gili Balu, Sumbawa Barat. Pengambilan data secara eksplorasi dilakukan pada bulan Januari 2022 dan pengolahan data dilakukan pada bulan Oktober hingga Desember 2022. Prosedur pengambilan data yang digunakan adalah prosedur pemantauan kondisi padang lamun menggunakan metode transek garis dan transek kuadrat yang mengacu pada Buku Panduan Pemantauan Padang Lamun LIPI. Pengambilan data dilakukan pada stasiun dengan membentangkan transek garis sepanjang 100 m dan transek kuadrat diletakkan di kanan transek garis. Pemantauan dilakukan per 10 m dan dilakukan hingga titik 100 m. Pengambilan data diulang sebanyak 3 kali Pengolahan data dilakukan untuk mendapatkan kategori dan kondisi padang lamun yang dibandingkan dengan kategori tutupan padang lamun oleh Buku Panduan Pemantauan Padang Lamun LIPI dan parameter kondisi padang lamun oleh Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 200 Tahun 2004. Penelitian ini ditemukan lamun pada 2 stasiun kategori jarang yaitu Pulau Namo dan Kenawa dan 4 stasiun berkategori sedang yaitu Pulau Paserang, Pulau Belang bagian Barat Laut, Pulau Belang bagian Selatan dan Pulau Belang bagian Timur. Kategori penutupan baik diperoleh oleh stasiun Pulau Belang bagian Barat. Komunitas padang lamun yang tergolong dalam status kondisi padang lamun rusak dan miskin adalah Pulau Namo, Pulau Kenawa, dan Pulau Belang bagian Barat Laut. Pulau Paserang dan Pulau Belang bagian Selatan dan Timur tergolong dalam status kondisi padang lamun rusak dan kurang Sehat. Pulau Belang bagian barat tergolong dalam status kondisi padang lamun baik dan sehat.