Pendipa (May 2022)

Analisis Sistem Peringatan Dini Tsunami di Zona Megathrust Selat Sunda Guna Mewujudkan Ketahanan Nasional

  • Wahyu Kurniawan,
  • Daryono Daryono,
  • IDK Kerta,
  • Triwinugroho Triwinugroho

DOI
https://doi.org/10.33369/pendipa.6.2.457-464
Journal volume & issue
Vol. 6, no. 2
pp. 457 – 464

Abstract

Read online

Gempabumi merupakan fenomena alam yang tidak dapat dihindari, dan tidak dapat dicegah. Gempabumi hingga saat ini belum dapat diprediksi secara akurat meskipun telah banyak penelitian mengenai prekursor gempabumi. Oleh karena itu, untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh ancaman gempabumi dibutuhkan sistem info gempabumi dan peringatan dini tsunami yang cepat dan akurat. Kejadian gempabumi yang terjadi pada tanggal 02 Agustus 2019 tepatnya pukul 19:03:21 WIB dengan kekuatan (magnitudo) 7,4 yang berpusat di laut pada arah 147 km BaratDaya Sumur Provinsi Banten, dan memiliki kedalaman (hiposenter) 10 km telah membuktikan bahwa zona megathrust selat sunda merupakan daerah seismik yang aktif. Dengan adanya kejadian gempabumi tersebut, Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS) langsung merespon dengan mengeluarkan peringatan dini tsunami 1 dengan waktu pengiriman informasi kurang dari 4 menit setelah gempabumi terjadi. Peringatan dini tsunami yang dinyatakan berakhir (peringatan dini tsunami 4) setelah 2 jam 31 menit dari kejadian gempabumi berdasarkan konfirmasi yang didapat dari data-data tide gauge yang lokasi berada di sekitar pusat gempabumi. Dengan cepatnya informasi peringatan dini yang diberikan oleh InaTEWS kepada pemangku kepentingan dan masyarakat setelah kejadian gempabumi tersebut merupakan salah satu bentuk implementasi dari ketahanan nasional dengan tujuan untuk mewujudkan masyarakat yang tangguh bencana sesuai dengan teori panca daya tangguh.

Keywords