Esensia: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin (Apr 2016)

Filsafah Nusantara sebagai Jalan Ketiga Antara Falsafah Barat dan Falsafah Timur

  • Ahmad Sulton

DOI
https://doi.org/10.14421/esensia.v17i1.1275
Journal volume & issue
Vol. 17, no. 1
pp. 17 – 28

Abstract

Read online

This study is started from the unique phenomena-phenomena shared by most people Nusantara. There are various tendencies some communities in Nusantara: Besides advanced in creating and linking entities with new things, on the other turned out to the Nusantara are also less confident in the ability of his own people. Nusantara people prefer to goods made in foreign than itself production country. Not to mention the problem of ideology, education and other issues refern to foreign. This paper provides an other alternative knowledge related studies philosophy that not only Western philosophy and Eastern philosophy and prove the existence of the philosophy of Nusantara from document finded. This paper has concluded that there is a philosophical thoughts expressed by philosopher of Nusantara line with questions theris or not philosophy of Nusantara. It proved to be good based on the principle of identity or a perspective of human nature. [Penelitian ini berawal dari fenomena-fenomena unik yang dimiliki oleh sebagian masyarakat Nusantara. Ada berbagai kecenderungan sebagian masyarakat Nusantara: Selain mahir dalam menciptakan dan mengaitkan entitas dengan hal baru, di sisi lain ternyata orang Nusantara juga kurang percaya diri terhadap kemampuan bangsanya sendiri. Orang Nusantara lebih suka barang-barang buatan luar negeri daripada hasil produksi bangsannya sendiri. Belum lagi masalah ideologi, pendidikan dan persoalan lain mengkiblat ke luar negeri. Tulisan ini memberikan perbendaharan pengetahuan dan alternatif lain terkait kajian falsafah yang tidak hanya falsafat Barat dan falsafah Timur dan membuktikan eksistensi falsafah Nusantara dari data-data yang tertemukan. Tulisan ini memiliki kesimpulan bahwa terdapat pemikiran-pemikiran filosofis yang dikemukakan oleh filsuf Nusantara sejalan dengan pertanyaan ada-tidak falsafah Nusantara. Hal ini terbukti baik berdasarkan prinsip identitas ataupun berdasarkan sudut pandang hakikat kemanusiaan.]

Keywords