Sari Pediatri (Nov 2016)

Prevalensi Gangguan Tidur pada Remaja Usia 12-15 Tahun di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

  • Adelina Haryono,
  • Almitra Rindiarti,
  • Alia Arianti,
  • Anandika Pawitri,
  • Achmad Ushuluddin,
  • Amalia Setiawati,
  • Aditia Reza,
  • Corrie W. Wawolumaja,
  • Rini Sekartini

DOI
https://doi.org/10.14238/sp11.3.2009.149-54
Journal volume & issue
Vol. 11, no. 3
pp. 149 – 54

Abstract

Read online

Latar belakang. Gangguan tidur dinilai dari gangguan dalam jumlah, kualitas, atau waktu tidur. Gangguan tidur banyak ditemukan pada remaja (73,4%), namun belum banyak dilakukan di Indonesia. Tujuan. Mengetahui prevalensi gangguan tidur pada remaja usia 12-15 tahun di SLTP “X”, Kelurahan Jati, Jakarta Timur. Metode. Studi potong lintang dilakukan terhadap 140 pelajar SLTPN 92 di Kelurahan Jati, Jakarta Timur pada bulan Mei 2009, dengan teknik stratified purposive sampling. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner Sleep Disturbance Scale for Children (SDSC) yang diisi secara self-administered oleh orang tua beserta anak di rumah. Hasil. Prevalensi gangguan tidur didapatkan 62,9%, dengan gangguan transisi bangun-tidur sebagai jenis gangguan yang paling sering ditemui. Separuh subjek memiliki perbedaan waktu bangun antara hari sekolah dengan hari libur, 72,9% memiliki perbedaan waktu tidur yang tidak signifikan. Separuh subjek tidur cukup selama hari sekolah, dan 65% di hari libur. Aktivitas yang menenangkan sebelum tidur dilakukan oleh 73,6% subjek. Uji kemaknaan menunjukkan hubungan antara gangguan tidur dengan durasi tidur di hari sekolah dan aktivitas di tempat tidur (p<0,05). Tidak ada hubungan antara perbedaan waktu bangun atau tidur hari sekolah dengan hari libur, durasi tidur di hari libur, kebiasaan konsumsi minuman berkafein, dan lingkungan dengan gangguan tidur (p<0,05). Kesimpulan. Gangguan tidur banyak ditemukan pada remaja usia 12-15 tahun. Sleep Disturbance Scale for Children dapat digunakan sebagai uji tapis dalam mendeteksi gangguan tidur pada remaja

Keywords