Amerta Nutrition (Jun 2024)

Status Gizi dan Perkembangan Motorik Balita Usia 24-59 Bulan di Wilayah Pertanian

  • Shalza Ellian Farthur Ihza,
  • Dina Rahayuning Pangestuti,
  • Alfi Fairuz Asna,
  • Naintina Lisnawati

DOI
https://doi.org/10.20473/amnt.v8i2.2024.199-205
Journal volume & issue
Vol. 8, no. 2
pp. 199 – 205

Abstract

Read online

Latar Belakang: Status gizi yang buruk pada masa pertumbuhan dan perkembangan balita bersifat irreversible yang dapat berdampak pada tidak optimalnya berbagai fungsi sistem tubuh, termasuk sistem saraf dan otot yang memiliki peran dalam perkembangan motorik. Tujuan: Menganalisis hubungan status gizi dan perkembangan motorik balita usia 24-59 bulan di wilayah pertanian. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional dengan jumlah subjek 59 balita berusia 24-59 bulan di Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang. Variabel yang diteliti yaitu status gizi (BB/U, BB/TB, TB/U) berdasarkan data berat badan dan tinggi badan diukur menggunakan timbangan digital dan microtoise serta perkembangan motorik kasar dan motorik halus diukur dengan observasi dan wawancara berdasarkan Pedoman Penilaian Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini (2015). Analisis statistik univariat dan bivariat dengan uji korelasi Rank Spearman. Hasil: Berdasarkan hasil pengukuran antropometri, sebanyak 10,8% balita memiliki berat badan kurang, 1,5 % berat badan berlebih, 4,6% gizi kurang, 9,2% gizi lebih, dan 40% pendek. Sebanyak 15,4% balita mengalami keterlambatan perkembangan motorik kasar dan 13,8% pada motorik halus. Analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara status gizi BB/U dan TB/U dengan motorik kasar (berturut-turut p=0,003; r=0,366 dan p<0,001; r=0,633) dan motorik halus (berturut-turut p=0,019; r=0,291 dan p<0,001; r=0,719), tetapi tidak terdapat hubungan antara status gizi BB/TB dengan motorik kasar (p=0,935; r=0,010) dan motorik halus (0,168; r=-0,173). Kesimpulan: Perkembangan motorik kasar dan halus dipengaruhi oleh status gizi BB/U dan TB/U.

Keywords