Mudra: Jurnal Seni Budaya (Feb 2022)
Nekara Pejeng: Representasi Peninggalan Karya Seni Zaman Praaksara Bali
Abstract
Tulisan ini disusun berdasarkan hasil kajian untuk mengetahui dan memahami artefak nekara Pejeng sebagai representasi peninggalan karya seni zaman praaksara Bali. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif dengan setting sesuai kondidi subjek. Penelitian ini dirancang menggunakan pendekatan kajian literatur dan studi data melalui jaringan komputer, seperti sosial media dan internet, dipadukan studi lapangan dengan mengunjungi Pura Penataran Sasih tempat disimpannya nekara sebagai benda budaya, yang sekaligus menjadi lokus penelitian. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung dengan mengunjungi objek penelitian di samping melakukan wawancara dengan sejumlah informan yang telah ditentukan sebelum aktivitas penelitian dimulai. Data skunder didapat melalui kajian kepustakaan guna menghimpun pendapat pakar yang telah dituangkan dalam buku-buku, dengan dilengkapi tulisan di berbagai jurnal, hasil seminar dan lokakarya, serta media sosial. Data skunder disini sifatnya melengkapi data primer. Langkah ini dimaksudkan agar kajian dalam penelitian yang dilakukan lebih mendekati atau lebih komprehensif. Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran lebih jelas tentang Nekara Pejeng sebagai hasil karya seni zaman praaksara Bali, sehingga metode yang digunakan lebih bersifat deskriptif kualitatif. Oleh karena sifatnya kualitatif, maka peneliti merupakan instrumen utama, ditunjang pedoman wawancara berupa daftar pertanyaan untuk memandu jalannya wawancara dengan informan seperti: petugas Museum Gedong Arca Bedaulu Gianyar, Kepala Desa Pejeng, Prajuru Desa, Pemangku pura, tokoh masyarakat yang terseleksi secara purvosif. Kajian yang dilakukan membuktikan: Bahwa bulan Pejeng merupakan sebuah genderang (nekara) perunggu tersimpan di Pura Penataran Sasih yang dipercayai orang Bali memiliki kekuatan supernatural, dan dipergunakan oleh masyarakat dalam upacara memohon hujan. Karakteristik Nekara Pejeng berwujud menyerupai kendang/bedug terbuat dari perunggu, terdapat pola pinggang di bagian tengah, dilengkapi dua sisi bidang pukul, dan salah satu bidangnya terbuka. Bulan Pejeng merupakan temuan nekara terbesar di Asia yang dapat merepresentasikan kemajuan teknologi dan seni pada zaman praaksara Bali. Hiasan pada nekara mengadung makna religius magis adalah kearifan lokal yang berwujud karya seni indah berestetika tinggi sebagai bukti kreativitas manusia Bali dalam berkesenian yang telah dimulai pada masa praaksara, terus tumbuh, berkembang, dan berdinamika hingga dewasa ini.
Keywords