Jurnal Sain Veteriner (Dec 2024)

Kristaluria disertai Azotemia dan Uremia pada Kucing

  • Hary Purnamaningsih,
  • Soedarmanto indarjulianto,
  • Maria Yunitasari,
  • Maulidina Ahmadi,
  • Luh Putu Nadya Santika,
  • Sitarina Widyarini,
  • Sugiyono sugiyono

DOI
https://doi.org/10.22146/jsv.83220
Journal volume & issue
Vol. 42, no. 3
pp. 457 – 464

Abstract

Read online

ABSTRAK Kristaluria merupakan salah satu gangguan yang sering ditemukan pada kucing, yang apabila tidak segera ditangani dapat menyebabkan kematian. Laporan kasus ini menyampaikan diagnosis dan terapi kucing penderita kristaluria disertai Azotemia dan Uremia. Laporan kasus ini menggunakan kucing mixdom, jantan, berumur dua tahun, bobot badan 6 kg, yang diperiksakan karena kucing tidak dapat urinasi selama 5 hari disertai nafsu makan dan minum menurun. Kucing diperiksa secara fisik dan laboratorik, serta diterapi berdasar hasil diagnosis. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan ekspresi muka waspada, kondisi tubuh sangat gemuk dengan body condition score (BCS) 5/5. Frekuensi nafas 80x/menit; frekuensi pulsus 116x/menit; dan suhu tubuh 38,2°C. Palpasi vesica urinaria (VU) kucing teraba mengalami distensi dan terdapat respon nyeri. Saat dilakukan palpasi VU, urin dapat keluar dan tampak berwarna kemerahan (hematuria). Pemeriksaan urin di bawah mikroskop terlihat adanya kristal magnesium amonium fosfat (struvite). Urinalisis menunjukkan kucing mengalami leukosituria, proteinuria, glukosuria, dan hematuria. Pemeriksaan hematologi dan kimia darah menunjukkan kucing mengalami anemia normositik-normokromik, leukositosis dengan neutrofilia dan limfopenia, azotemia, dan uremia. Kucing didiagnosis mengalami kristaluria disertai azotemia dan uremia dengan prognosis dubius-infausta. Terapi yang diberikan adalah pemijatan VU sampai urin keluar dan VU teraba kosong. Pasien diberikan terapi Amoxicillin 10% dengan dosis 10 mg/kg bb, IM, 1 x pemberian, diphenhydramine HCl dengan dosis 1 mg/kg bb, IM 1x pemberian. Selanjutnya diberikan amoxicillin secara oral dengan dosis 12,5 mg/kg bb,diberikan 2x sehari. Obat oral Shi Lin Tong 2x sehari sebanyak 2 tablet. Kondisi kucing menurun di hari kedua pengobatan dan berujung kematian. Perubahan makroskopis organ yang teramati yaitu pulmo mengalami edema dan hemoragi, vesica urinaria mengalami distensi dan hemoragi, ginjal mengalami hemoragi pada corticomedullary junction. Hasil pemeriksaan histopatologis menunjukkan adanya perubahan/gangguan pada vesika urinaria berupa nekrosis sebagian epithel mukosa, hemoragi subepithelial, oedema submukosa, infiltasi netrofil dan limfosit di tunika mukosa sampai tunika muskularis secara diffuse Pada ginjal terlihat vakuola berbatas jelas di sitoplasama epithel tubuli derajat berat, masa homogen eosinofilik dalam jumlah sedang di lumen tubuli. Sebagian kecil epithel tubuli mengalami nekrosis. Kongesti kapiler intraglomerular. Ginjal juga terlihat dilatasi lumen tubuli dengan epithel yang memipih. Urethra terlihat hemoragi (ekstravasasi eritrosit) di subepithelial tunika mukosa disertai infiltrasi limfosit dan neutrophil di tunika mukosa sampai submucosa Gambaran nekropsi pada organ vesica urinaria, ginjal dan urethra mendukung diagnosis berdasar pemeriksaan antemortem. Kata-kata kunci: kristaluria, azotemia, uremia, struvit

Keywords