El Harakah (May 2017)

LOCAL WISDOM AND NATURAL DISASTER IN WEST SUMATRA

  • Syafwan Rozi

DOI
https://doi.org/10.18860/el.v19i1.3952
Journal volume & issue
Vol. 19, no. 1
pp. 1 – 19

Abstract

Read online

Community-based disaster management is an attempt to optimize the potential of social and local values in communities to facilitate the handling of natural disasters. West Sumatra as one of the disaster-prone areas in Indonesia has a number of local wisdom values—a value combining religion and local culture—rooted in traditional philosophy; “Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah”. The examples of those local wisdoms are customary ideas or proverbs in the form of legend and expressions, architectural design of the traditional house—“Rumah Gadang”—and the structure of the environment as well as the social systems of kinship and traditional administration in the form of Nagari. This research employed qualitative method by using ethnography approach. The data were collected through observations, participation in social events, and in-depth interviews. Those techniques were applied to obtain the valid information and the meaning of events and behaviors comprehensively. The local values applied by the indigenous communities as the victims of natural disasters in some regions of West Sumatra include “Badoncek” tradition in Nagari Tandikat Padang Pariaman, the architecture of “Rumah Gadang” in Nagari Sungayang, Tanah Datar and disaster mitigation based on district in Nagari Kubang Putiah Agam. Managemen bencana berbasis masyarakat merupakan upaya untuk mengoptimalkan potensi sosial dan nilai-nilai lokal yang dimiliki masyarakat untuk memudahkan proses penanganan bencana alam. Sumatera Barat sebagai salah satu daerah rawan bencana di Indonesia, memiliki sejumlah nilai kearifan lokal, sebuah nilai yang memadukan antara agama dan budaya lokal yang termaktub dalam filosofi adat; Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah. Di antara kearifan lokal itu adalah ide atau pepatah adat dalam bentuk tambo dan ungkapan-ungkapan, tata ruang rumah adat dari segi arsitektur rumah gadang dan penataan lingkungannya serta sistem sosial kekerabatan dan pemerintahan adat dalam bentuk nagari. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, keterlibatan dalam kegiatan masyarakat dan wawancara mendalam. Teknik-teknik ini dilakukan untuk mendapat informasi yang valid dan mendalam serta menghayati makna atau arti peristiwa dan tingkah laku secara komprehensif. Adapun nilai-nilai kearifan lokal yang diterapkan komunitas adat di Sumatera Barat meliputi tradisi badoncek di Nagari Tandikat Padang Pariaman, arsitektur dan tata kelola rumah gadang di Nagari Sungayang Tanah Datar serta mitigasi bencana berbasis nagari di Nagari Kubang Putiah Kabupaten Agam.

Keywords