Aksara (Dec 2017)

PEMAKNAAN MOTIF TABU/TUHING DALAM CERITA RAKYAT DI WILAYAH BEKAS KERAJAAN MULAWARMAN, KERAJAAN HINDU TERTUA DI INDONESIA

  • Derri Ris Rana

DOI
https://doi.org/10.29255/aksara.v29i2.80.197-210
Journal volume & issue
Vol. 29, no. 2
pp. 197 – 210

Abstract

Read online

Penelitian cerita rakyat sebagai pengungkap budaya masyarakat yang mengandung kearifan lokal masih penting dilakukan. Apalagi, cerita rakyat yang berkembang di wilayah bekas Kerajaan Mulawarman, kerajaan Hindu tertua di Indonesia belum diungkap secara detil. Dengan menggunakan metode studi sastra lisan dan pendekatan tipe-motif, Stith Thompson, artikel ini berusaha mengungkap Kerajaan Mulawarman, menguraikan cerita rakyat yang berkembang di wilayah tersebut, memaparkan motif tabu yang terdapat dalam keempat cerita rakyat, yaitu “Legenda Patung Batu Desa Pantun”, “Legenda Gua Kombeng”, “Kutukan Sang Kudungga”, dan “Kisah Baung Putih”, serta menguraikan konsep tabu pada masyarakat sekarang. Metode pengumpulan data menggunakan studi pustaka, sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara informan, pengamatan, perekaman, dan pencatatan. Metode analisis data menggunakan kritik teks, sedangkan teknik analisis data menggunakan klasifikasi motif Thompson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa munculnya fakta-fakta historis Kerajaan Mulawarman melalui kajian keempat cerita tersebut, serta terkuaknya beragam motif tabu yang terdapat di dalam masyarakat Kutai. Pemaknaan konsep tabu ini masih berlangsung di masyarakat Kutai. Beberapa hal tabu masih berlangsung sampai dengan saat ini, sedangkan yang lain sudah tidak berlaku lagi karena pengaruh perkembangan zaman dan permasifan globalisasi. Motif tabu merupakan salah satu kearifan lokal masyarakat Kutai Kartanegara yang perlu dilestarikan karena mengandung nilai-nilai yang sangat bermanfaat.

Keywords