JIIS: Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (Mar 2024)

EFEKTIVITAS SEDIAAN PATCH EKSTRAK DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum) SEBAGAI PENYEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT II SECARA IN VIVO

  • Rosa Amelia,
  • Elsa Trinovita,
  • Tisha Patricia,
  • Fatmaria,
  • Septi Handayani

DOI
https://doi.org/10.36387/jiis.v9i1.1766
Journal volume & issue
Vol. 9, no. 1

Abstract

Read online

Latar Belakang : Luka bakar merupakan masalah kesehatan yang sering dihadapi di Indonesia dengan tingkat kejadian yang tinggi. Salah satu pendekatan yang telah diambil dalam pengobatan luka bakar dengan penggunaan obat berbahan alam. Tanaman sirih merah (Piper crocatum) berpotensi sebagai antiinflamasi dan penyembuhan luka karena mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin. Sediaan obat topikal seperti patch transdermal menjadi alternatif bentuk sediaan obat dengan berbagai keuntungan. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas sediaan patch ekstrak daun sirih merah dalam penyembuhan luka bakar, kelembaban luka, warna luka dan keropeng luka derajat II secara in vivo. Metode : Penelitian ini menggunakan desain eksperimental post-test only control group design pada tikus putih jantan (n=6/kelompok) dengan empat formulasi sediaan patch ekstrak daun sirih merah (F1-F4). Evaluasi dilakukan selama 14 hari terhadap kelembaban, warna, dan keropeng luka untuk menguji efektivitas penyembuhan luka bakar derajat II. Analisis data menggunakan Anova One-way dan uji posthoc LSD. Hasil : Hasil uji posthoc LSD menunjukkan perbedaan signifikan dalam kesembuhan luka bakar tikus antar kelompok perlakuan (p < 0,05). Variasi formulasi patch (F1-F4) menghasilkan perbedaan rata-rata yang signifikan dalam kelembaban, warna, dan pembentukan keropeng luka. Kelompok F4 (30%) menunjukkan tingkat penyembuhan tertinggi, mencapai 50,37%, sedangkan kelompok F2 (10%) juga menunjukkan konsentrasi efektif dengan rata-rata persentase penyembuhan 43,45%. Kesimpulan : Ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum) efektif dalam mendukung penyembuhan luka bakar derajat II secara in vivo, yang tercermin dalam penurunan kelembaban luka, perubahan warna luka, dan pembentukan keropeng luka.

Keywords