Edutech (Feb 2017)

STUDY ON EXCLUSIVE AND ELITIST CIVICS LEARNING (KAJIAN TENTANG PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGA-RAAN YANG BERSIFAT EKSKLUSIF DAN ELITIS)

  • Imas Kurniawaty

DOI
https://doi.org/10.17509/e.v16i1.7112
Journal volume & issue
Vol. 16, no. 1
pp. 98 – 110

Abstract

Read online

Abstract. Based on research studies conducted by David Kerr in April 1999 in the inter-national study conducted by the “School Curriculum and Assessment Authority (SCAA)” through the “National Foundation for Educational Research in England and Wales (NFER)” with a duty to hold “international review of curriculum and assessment framework” in 16 countries around the world. From these studies, civics has some traits maximum and minimum. Civics at the mini-mum point marked one containing civics lesson, exclusivist and elitist emerged in the process of learning in Asian countries, including Indonesia. The purpose of study is to find out information on trends in the civics learning SMA Negeri 1 Ciwidey, which is exclusive and elitist. Be it in terms of teachers, students and schools, including several contributing factors that should be developed continuously contained in the school environtment. The method used is the case study method, which aims to reveal an intensive, detailed and in-depth evaluation of a particular symptom. Re-sults of the study revealed that learning civics in SMA Negeri 1 Ciwidey exclusive and elitist. This is caused by the lack of school facilities and civics teacher initiatives as well as the lack of student participation in the learning process. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh David Kerr pada April 1999 atas nama Otoritas Kurikulum dan Evaluasi Sekolah (SCAA) melalui Badan Nasional Penelitian Pendidikan (NFER) di Inggris, yang bertujuan untuk mereviu kerangka kurikulum dan evaluasi di 16 negara di dunia. Hasil penelitian mengungkap bahwa terdapat karakter maksimum dan karakter minimum dalam pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan kewarganegaraan dengan karakter minimum mengan-dung materi kewarganegaraan dan bersifat eksklusif dan elitis, sebagaimana yang muncul dalam proses pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di negara-negara Asia termasuk Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi trend pendidikan kewarganegaraan di SMA Negeri 1 Ciwidey, yang bersifat eksklusif dan elitis. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap pendidikan kewarganegaraan yang bersifat eksklusif dan elitis ini antara lain guru, siswa, dan ling-kungan sekolah, yang harus dibangun secara terus menerus. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus, yang bertujuan untuk mengungkap secara intensif dan mendalam dari suatu gejala tertentu. Hasil penelitian ini mengungkap bahwa pendidikan kewarganegaraan di SMA 1 Ciwidey bersifat eksklusif dan elitis. Hal ini disebabkan oleh kurangnya fasilitias sekolah dan inisiatif guru serta kurangnya partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.

Keywords