Jurnal Pamator (Apr 2013)

Dampak Perubahan Struktur Ekonomi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Provinsi Nusa Tenggara Barat (Pendekatan Input Output)

  • Iwan Harsono

DOI
https://doi.org/10.21107/pamator.v6i1.3088
Journal volume & issue
Vol. 6, no. 1

Abstract

Read online

Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah seberapa jauh dampak pertumbuhan ekonomi terhadap transformasi ekonomi dan pendapatan rumah tangga, khususnya pendapatan tenaga kerja di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Tujuan utama penelitian ini adalah menganalisis dampak perubahan struktur ekonomi terhadap penyerapan tenaga kerja di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara terinci, tujuan penelitian ini adalah (1) Mengidentifikasi sumber-sumber pertumbuhan ekonomi di Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan mengkaji perubahan struktur produksi, permintaan dan alokasi investasi. Mengestimasi dampak pertumbuhan terhadap penyerapan tenaga kerja. (3) Mengestimasi dampak perubahan penyerapan tenaga kerja akibat perubahan alokasi investasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode I-O. Penelitian ini menemukan beberapa hal yang dapat digunakan sebagai bahan penyusunan strategi pembangunan di Provinsi Nusa Tenggara Barat dimasa mendatang. Temuan-temuan tersebut antara lain: (1) Sektor produksi yang strategis bagi pembangunan ekonomi di Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah: di sektor pertanian terdiri dari (i) komoditi padi, (ii) bawang putih dan (iii) tembakau, di sektor pertambangan terdiri dari: (i) pengalian biji logam, dan (ii) penggalian golongan C lainnya, di sektor industri terdiri dari: (i) industri pengolahan dan pengawetan makanan, (ii) industri tekstil pakaian dan kulit, (iii) industri kayu, bambu dan rotan, dan (iv) industri barang dari karet, plastik dan bukan logam, di sektor jasa terdiri dari (i) perdagangan dan (ii) angkutan darat. Implikasi kebijakan dari hasil penelitian ini adalah: Kebijakan stimulus fiscal terhadap sektor produksi yang strategis diperlukan untuk mengatasi terjadinya pengangguran. Ketimpangan pendapatan di prediksi semakin buruk jika tidak memperhatikan percepatan transformasi tenaga kerja dari pertanian ke industri.

Keywords