Sari Pediatri (Nov 2016)

Penggunaan Steroid dalam Tata Laksana Sepsis Analisis Kasus Berbasis Bukti

  • Ariani Dewi Widodo,
  • Alan Roland Tumbelaka

DOI
https://doi.org/10.14238/sp11.6.2010.387-94
Journal volume & issue
Vol. 11, no. 6
pp. 387 – 94

Abstract

Read online

Sepsis merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak di rumah sakit dengan mortalitas 50%-60%, meskipun dengan terapi antibiotik dan tata laksana suportif yang adekuat. Steroid merupakan pilihan terapi pada sepsis yang masih kontroversial sejak empatpuluh tahun yang lalu. Muncul pertanyaan klinis, apakah pemberian steroid memberikan respon terapi lebih baik dan meningkatkan kesintasan pada sepsis dibandingkan terapi konvensional? Ilustrasi kasus dan penelusuran kepustakaan menggunakan instrumen pencari Pubmed, Highwire, dan Cochrane Library sesuai kata kunci. Pada penelusuran didapatkan 16 artikel yang relevan 4 telaah sistematik, 9 uji klinis acak terkontrol, 1 kohort, dan 2 review. Levels of evidence ditentukan berdasarkan klasifikasi Oxford atau Methodologic Quality Form dari Cronin. Kortikosteroid dosis rendah jangka panjang sebaiknya diberikan pada semua syok septik dependen vasopresor. Kortikosteroid tidak dianjurkan pada sepsis tanpa syok. Kortikosteroid dosis tinggi dapat membahayakan pada sepsis berat dan syok septik. Steroid diberikan berdasarkan keputusan klinis, bukan hasil laboratorium maupun protokol. Kortikosteroid memperbaiki keadaan syok septik persisten dan lebih cepat memulihkan gangguan hemodinamik, sehingga menurunkan mortalitas

Keywords