Jurnal Peternakan Indonesia (Jun 2022)

Profil Leukosit Burung Puyuh yang Mengalami Cekaman Panas setelah Pemberian Aspirin

  • K. Santoso,
  • F. B. Harlimawan,
  • A. Wijaya,
  • Isdoni Isdoni,
  • H. Maheshwari,
  • D. R. Ekastuti,
  • P. Achmadi,
  • R. Tarigan,
  • A. S. Satyaningtijas,
  • A. Suprayogi,
  • W. Manalu

DOI
https://doi.org/10.25077/jpi.24.2.180-189.2022
Journal volume & issue
Vol. 24, no. 2
pp. 180 – 189

Abstract

Read online

Beternak burung puyuh di Indonesia rentan terhadap cekaman panas karena kerap berhadapan dengan ancaman yang berasal dari tingginya suhu lingkungan sebagai akibat fenomena iklim tropis, Equinox, dan perubahan iklim. Sebagian besar tubuh puyuh dipenuhi oleh bulu dan puyuh juga tidak memiliki kelenjar keringat sehingga mekanisme pembuangan panas tubuh ke lingkungan hanya melalui proses evaporasi pernafasan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari potensi pemberian aspirin untuk mengatasi cekaman panas pada burung puyuh. Sebanyak 16 ekor burung puyuh dibagi dalam 4 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 ekor. Sediaan aspirin diberikan secara oral sekali setiap hari dengan dosis yang berbeda untuk setiap kelompok. Dosis aspirin yang digunakan sebesar 2.52 mg/kg BB untuk Kelompok I, 5.04 mg/kg BB untuk Kelompok II, 10.08 mg/kg BB untuk Kelompok III, dan 0 mg/kg BB untuk Kelompok IV sebagai kontrol negatif. Cekaman panas dengan suhu ruangan sebesar 35°C diberikan selama 8 hari. Analisis profil leukosit dilakukan dengan menghitung jumlah leukosit, diferensial leukosit dan indeks stres H:L. Penelitian ini menunjukkan bahwa indeks stres, sebagi acuan untuk mengamati dampak cekaman panas, dapat diturunkan dengan pemberian aspirin secara nyata (P<0.05) dari 0.91 ± 0.03 pada Kelompok IV menjadi 0.56 ± 0.01 pada Kelompok I, 0.52 ± 0.04 pada Kelompok II, dan 0.49 ± 0.01 pada Kelompok III berdasarkan uji ANOVA. Selain itu, jumlah leukosit pada burung puyuh yang mengalami cekaman panas mampu diturunkan dengan pemberian aspirin dari 9.92 ± 0.37 pada Kelompok IV menjadi 7.65 ± 0.19 pada Kelompok I, 7.15 ± 0.19 pada Kelompok II, 6.92 ± 0.15 pada Kelompok III. Pemberian aspirin juga mampu memperbaiki diferensial leukosit yang ditandai dengan penurunan persentase heterofil dan peningkatan persentase limfosit, namun tidak merubah persentase monosit, eosinofil, dan basofil. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pemberian aspirin berpotensi untuk mengatasi cekaman panas pada burung puyuh.

Keywords