Jurnal Kesehatan Komunitas (Journal of Community Health) (Nov 2012)

Faktor Risiko Kejadian Pre-Eklampsia di RSUD Arifin Achmad

  • Rika Andriyani

DOI
https://doi.org/10.25311/jkk.Vol2.Iss1.38
Journal volume & issue
Vol. 2, no. 1

Abstract

Read online

Angka Kematian Ibu di Indonesia masih tinggi. Penyebab kematian ibu di Indonesia yaitu perdarahan (60-70 %), eklampsia (10-20 %), persalinan macet (5 %) dan infeksi (8 %). Pre-eklampsia merupakan awal terjadinya eklampsia. Preeklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan pre-eklampsia bisa terjadi karena beberapa faktor resiko antara lain primigravida, janin besar, kehamilan dengan janin lebih satu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian pre-eklampsia di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Tahun 2010-2011. Disain penelitian adalah Studi Kasus Kontrol. Kasus pada penelitian ini seluruh wanita yang mengalami pre-eklampsia pada tahun 2010-2011. Kontrol pada penelitian ini seluruh wanita yang tidak mengalami preeklampsia pada tahun 2010-2011. Hasil penelitian didapatkan bahwa ibu yang memiliki riwayat pre-eklampsia 5 kali (CI 95% 2.3-10.8) lebih beresiko menyebabkan terjadinya pre-eklampsia, ibu yang bekerja 3.5 kali (CI 95% 2.4-5.2) lebih beresiko menyebabkan terjadinya pre-eklampsia, ibu yang berumur 35 tahun 3,2 kali (CI 95% 2.2-4.8) lebih beresiko menyebabkan terjadi pre-eklampsia, Ibu primigravida 3.2 kali (CI 95% 2.1-4.7) lebih beresiko menyebabkan terjadinya preeklampsia, ibu dengan pendidikan SLTP 2,3 kali (CI 95% 1.6-3.3) lebih beresiko menyebabkan terjadinya pre-eklampsia dibandingkan dengan pendidikan SLTA keatas. Kesimpulan yaitu variabel independen yang memiliki hubungan sebab akibat dengan kejadian pre-eklampsia adalah riwayat pre-eklampsia, pekerjaan, umur, status gravida dan pendidikan. Saran ditujukan bagi tenaga kesehatan untuk melakukan pemeriksaan secara komprehensif, dalam melakukan pengkajian serta pemeriksaan fisik, dan bagi ibu untuk dapat melakukan pemeriksaan ANC secara intensif, serta meningkatkan frekuensi pemeriksaan selama kehamilan.

Keywords