Multitek Indonesia (Dec 2022)

KARAKTERISTIK BRIKET LIMBAH ARANG KAYU ALABAN BERPEREKAT TAPIOKA

  • Andy Nugraha,
  • Muhammad Nizar Ramadhan

DOI
https://doi.org/10.24269/mtkind.v16i2.5980
Journal volume & issue
Vol. 16, no. 2
pp. 10 – 20

Abstract

Read online

Desa Tapuk Kecamatan Limpasu Kabupaten Hulu Sungai Tengah merupakan daerah yang banyak ditumbuhi pohon alaban. Pohon ini dimanfaatkan warga sebagai bahan baku pembuatan arang kayu. Dari proses pembuatan arang kayu ini dihasilkan limbah berupa serpihan-serpihan kecil arang kayu yang tidak memiliki nilai ekonomis. Serpihan-serpihan kecil arang kayu alaban masih memiliki nilai kalor yang baik sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku briket. Untuk mengetahui karakteristik briket dari limbah arang kayu alaban, maka perlu dilakukan pengujian proximate dan uji bakar. Metode yang digunakan adalah secara eksperimental. Briket limbah arang kayu alaban dan perekat tepung tapioka dibuat dengan persentase 95%:5%, 90%:10%, dan 85%:15%. Briket limbah arang kayu alaban selanjutnya di lakukan pengujian di laboratorium Baristand Banjarbaru dan laboratorium Teknik Mesin Universitas Lambung Mangkurat (ULM). Dari pengujian proximate diketahui bahwa kadar air, abu, dan zat-zat terbang (volatile matter) meningkat seiring bertambahnya persentase perekat briket, sedangkan karbon terikat (fixed carbon) dan nilai kalornya menurun. Dari pengujian bakar diketahui meningkatnya persentase perekat juga turut meningkatkan penyalaan awal briket dan laju pembakarannya, sedangkan lama pembakaran dan temperaturnya mengalami penurunan. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa peningkatan persentase perekat mempengaruhi sifat fisik dan karakteristik pembakaran briket limbah arang kayu alaban.

Keywords