Sejarah dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya (Jun 2015)

Bangkitnya Tradisi Neo-Megalitik di Gunung Arjuna

  • Marsudi Marsudi

DOI
https://doi.org/10.17977/um020v9i12015p79-87
Journal volume & issue
Vol. 9, no. 1
pp. 79 – 87

Abstract

Read online

Abstrak: Pada masa Majapahit akhir di Jawa Timur muncul kembali tradisi keagamaan asli yaitu pemujaan terhadap gunung dan roh nenek moyang yang sebelumnya telah terdesak oleh agama Hindu Budha selama berabad-abad lamanya. Melemahnya pengaruh Hindu-Budha mendorong bangkitnya pemujaan terhadap roh nenek moyang yang memang tak pernah hilang ketika Hindu Budha berkembang. Kebangkitan pemujaan terhap Gunung dan kepercayaan terhadap roh Nenek Moyang pada masa Majapahit akhir ini melahirkan tinggalan-tinggalan arkeologis yang di kenal dengan tradisi Neo Megalithik. Salah satu tinggalan Neo megalithik yang masih ada sampai sekarang adalah tinggalan arkeologis di lereng Gunung Arjuno. Artikel ini berusaha mengungkap karakteristik dan fungsi situs-situs neo megalithik di lereng Gunung Arjuno tersebut. Kata-kata Kunci: Neo-Megalithik dan Gunung Arjuno. Abstract: the native religious life returned in the praying for the mountain and the spirit of the ancestor that is previously urged by the Hindu and Budha in the late of Majapahit period in East Java. The weakness of the Hindu-Budha influence encouraged the awakeness of the praying for the spirit of the ancestor when the Hindu-Budha grew up. The awakeness of the ancestor spirit praying contributed some archaelogical remains also best known as Neo-Megalithic tradition. One of Neo-Megalithic tradition which is found is the archaelogical remains in the Mountain of Arjuno. This article tends to reveal the characteristic and the function of Neo-Megalithic sties in the Arjuno Mountain. Keywords: Neo-Megalithic tradition and Arjuno Mountain.